BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dari sisi “makanan” kemasan makan bukan
sekedar bungkus tetapi juga sebagai pelindung agar makanan aman dikonsumsi.
Kemasan pada makanan juga mempunyai fungsi kesehatan, pengawetan, kemudahan,
penyeragaman, promosi dan informasi. Namun tidak semua kemasan makanan aman
bagi makanan yang dikemas.
Pengemasan makanan merupakan hal penting untuk melindungi
bahan makanan dari kerusakan. Kemasan makanan di masa modern sudah berkembang
dengan pesat menuju kemasan praktis yang memudahkan konsumen. Berbagai kemasan yang
banyak dijumpai di pasaran antara lain karton, aluminium, kaca (botol), dan
plastik. Belakangan ini, hampir semua bahan pengemas makanan terbuat dari plastik.
Hal ini disebabkan karena plastik memiliki berbagai keunggulan seperti
fleksibel, mudah dibentuk, transparan, tidak mudah pecah dan harganya yang
relatif murah. Namun penggunaan plastik sebagai bahan pengemas menghadapi
berbagai persoalan lingkungan yaitu sifatnya yang tidak dapat dihancurkan
secara alami (nonbiodegradable), sehingga menyebabkan penumpukan sampah yang
mencemari lingkungan. Selain masalah lingkungan, aspek keamanan polimer
sintesis mulai dipertanyakan, karena dalam keadaan panas terjadi kontaminasi
monomer ke dalam makanan (Prasetyaningrum dkk., 2010). Selain itu plastik
terbuat dari minyak bumi yang persediaannya semakin menipis dan tidak bisa
diperbaharui. Keprihatinan atas pencemaran lingkungan dari bahan kemasan
plastik telah menyebabkan penelitian ke dalam film yang dapat dimakan atau biodegradable
untuk kemasan bahan pangan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini kami susun melalui
pertanyaan sebagai berikut:
1.
Apa itu Kemasan Pangan ?
2.
Apa saja faktor perusak pangan dan
fungsi kemasan ?
3.
Apa saja jenis-jenis kemasan dan
penggunaannya ?
4.
Apa itu pengemasan aseptik ?
1.3 Tujuan
Adapun
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagi berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian
Kemasan Pangan.
2.
Untuk mengetahui apa saja faktor
perusak pangan dan fungsi kemasan.
3.
Untuk mengetahui jenis-jenis
kemasan dan penggunaannya.
4.
Untuk mengetahui apa itu
pengemasan aseptik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FAKTOR PERUSAK PANGAN DAN FUNGSI KEMASAN
Unsur-unsur perusak
Yang dimaksud dengan unsur
perusak, ialah semua unsur, apapun adanya, bila dia :
·
memang dapat merusak komponen
produknya,
·
dapat merusak bila ada unsur
lain,
·
dapat merusak bila bersama-sama
dengan unsur lain,
·
atau justru dia yang dirusak oleh
unsur lain,
·
atau dia sendiri rusak karena
unsur waktu.
Kalau semua itu
dapat berakibat pada penurunan mutu produknya, maka kesemuanya itu disebut unsur perusak!
Unsur perusak
menurut jenisnya dapat dibagi-bagi sebagai berikut :
1.
dari alam :
·
sinar matahari, terutama komponen
sinar UV-nya,
·
panasnya suhu udara, juga panas
buatan,
·
gas-gas dari udara, terutama gas
oksigen’
·
lembabnya udara’
·
tekanan udara, terutama penurunan
tekanan’
·
debu, air, terutama air laut.
2.
dari mikroba :
·
bakteri,
·
ragi/kapang/jamur dsb.
3.
dari produknya sendiri :
·
reaksi kimia yang belum berhenti,
·
reaksi biokimia yang belum
berhenti,
·
reaksi alamiah produknya sendiri.
4.
dari binatang :
·
ngengat, serangga, tikus dan
lainnya.
·
5.
dari gaya mekanis :
·
tekanan, desakan, hempasan,
bantingan, gesekan, getaran, putiran, tusukan dsb.
Unsur perusak dari alam pada
umumnya dapat dikurangi pengaruhnya oleh kemasan inti. Panasnya udara sedikit
di atas atau di bawah suhu rata-rata udara masih dapat ditanggulangi dengan
kemasan, namun beda yang bayak harus dibantu dengan alat pendingin atau oleh
sistim pergudangan/transportasinya.
Mikroba-mikroba dari luar
jelas dapat dicegah untuk dapat menerobos kemasan. Mikroba yang telah berada
dalam kemasan masih dapat ditekan laju pertumbuhannya atau kemampuan perusaknya
dengan mencegah masuknya unsur peng-aktip mikroba tersebut, misal bertambahnya
kelembaban, masuknya oksigen, atau masuknya sinar matahari, dan sebagainya.
Terdapat unsur perusak dari
sifat produknya sendiri, kemasan tidak dapat berbuat banyak. Dapat berbuat
sesuatu asal didampingi dengan usaha-usaha lainnya. Juga terhadap unsur perusak
binatang, kemasan tidak dapat berbuat banyak. Bahkan kadangkadang ada bahan
kemasan yang disukai oleh binatang.
Unsur perusak gaya mekanis
dapat dikurangi pengaruh perusaknya terutama dari keamsan transportasinya.
Unsur perusak ini terutama timbul pada saat penimbunan di gudang dan pada saat
di transportasikan/diekspor.
Karena pada kesempatan ini
topik pembicaraan kami adalah pada kemasan ekspor, dimana unsur perusaknya
terutama adalah dari gaya mekanis, maka kemasan yang kami bicarakan bukanlah kemasan inti, tetapi kemasan transportasi, ialah kemasan yang
tugas utamanya untuk melindungi produk dari perusakan gaya-gaya mekanis seperti
yang telah diuraikan di atas.
Unsur perusak gaya mekanis
Seperti yang telah
diuraikan terdahulu, unsur perusak gaya mekanis dapat berupa :
Tekanan – desakan- hempasan –
goncangan – bantingan- gesekan – getaran – putiran – sobekan – tusukan, dsb.
Gaya-gaya mekanis tersebut sebagian besar terjadi selama penyimpanan,
transportasi dan bongkar-muat. Adanya gaya-gaya tersebut dan kerusakan yang
ditimbulkan oleh gaya-gaya tersebut di atas pada umumnya mudah difahami. Namun
ada beberapa jenis gaya atau gerakan selama pengangkutan yang tidak disadari
kemampuan merusaknya. Misalnya gaya getaran dan gerakan ayunan di kapal.
Getaran, terjadi pada hampir semua kejadian
transportasi, yang berbeda hanya dalam kadarnya saja. Getaran yang halus dapat
merupakan gaya gesekan yang halus, kalau permukaan benda yang bergesekan kasar,
tidak halus dan licin, maka permukaan yang kasar dan keras akan mengikis
permukaan benda yang lebih lunak, yang dapat menyebabkan permukaan benda
menjadi guram, goresan-goresan bahkan sampai kulit terkelupas.
Getaran yang lebih keras
dapat berupa sinusoidal dengan frekwensi yang cepat. Gaya bolak-balik ini dapat
berakibat seperti gaya hempasan yang berkali-kali yang akibatnya dapat beberapa
kali lebih besar dari gaya aslinya, apabila dikenakan secara statis. Atau dapat
berupa getaran pada komponen bendanya sendiri, sehingga dapat cepat meletihkan komponen tersebut, yang dapat
berakibat pada keretakan, yang akhirnya komponen benda tersebut dapat patah!
Gerakan yang sering tidak
disadari daya merusaknya ialah gerakan ayunan yang sering timbul pada transportasi
dengan menggunakan kapal laut, juga dengan kapal terbang! Gerakan ayunan ini
dapat “dianggap” sebagai getaran dengan amplitudo yang besar, tetapi dengan
frekwensi rendah. Pada barang-barang yang dimuat di atas dek paling atas, pada
saat cuaca jelek gerakan ayunan dapat merupakan “getaran” yang mempunyai
amplitudo sampai sebesar 20 m, dengan frekwensi sampai 10 kali per menit. Pada
saat titik balik, gaya hempasan yang besar dapat menimpa benda-benda yang
terletak paling pinggir, lebih-lebih bila kemasan-kemasan tadi masing-masing
tidak terikat kokoh pada tempatnya.
Pada cuaca buruk, gaya yang
terjadi di kapal tidak hanya ayunan gelombang yang kelihatan “nyaman”
berayun-ayun, tetapi masih banyak jenis gerakan yang dapat berakibat fatal pada
barang yang dibawanya, diantaranya : kapal mengangguk-angguk karena gelombang,
oleng dan berayun kekanan dan kiri, terangkat dan terhempas, berputar haluan
karena hantaman gelombang, bergulir dan sebagainya. Gaya-gaya tersebut
datangnya tidak antri satu persatu, tetapi kadang-kadang dapat datang
bersamaan, yang dapat menghasilkan gaya kombinasi yang berupa gaya berganti
secara mengejut.
Unsur perusak keadaan dan perubahan keadaan alam
Keadaan alam seperti suhu,
sinar matahari, tekanan udara, lembab udara, dapat berubah secara mendadak
selama perjalanan. Pada daerah tertentu perbedaan antara suhu di malam hari dan
siang hari cukup besar. Kadang-kadang juga terjadi hujan yang mendadak dan
perubahan-perubahan mendadak lainnya. Perubahan yang mendadak ini dapat
merupakan gejala yang biasa disebut cycling,
artinya perubahan naik turun yang cukup besar yang terjadi di dalam waktu yang
relatip singkat. Keadaan cycling ini dapat memberikan akibat yang lebih parah
dari pada pembebanan yang lebih berat sekalipun, namun stabil.
Perubahan suhu atau tekanan
udara yang mendadak tidak saja dapat memberikan keadaan cycling, tetapi dapat
menciptakan hujan dalam. Seperti yang
telah kita ketahui bersama, alam selalu menuju keadaan seimbang, kelembaban
udarapun selalu akan menuju keadaan seimbang sesuai kondisi lainnya, yaitu suhu
udara disekitarnya. Bila suhu udara turun mendadak, maka lembab udara yang
seimbang untuk udara yang lebih panas sebelumnya tidak sesuai lagi untuk suhu
udara sekarang yang lebih dingin, yaitu terlalu banyak, maka kelembaban udara
harus diturunkan, yaitu dengan jalan mengembunkan beberapa titik air yang ada
di udara, dan titik-titik air tersebut akan mengembun di dinding-dinding,
lantai, langit-langit dan lain-lain
permukaan. Kalau pengembunan cukup banyak, maka titik-titik air yang di
langit-langit akan berjatuhan mirip titik-titik hujan, maka kami namai hujan dalam. Hujan dalam ini tidak hanya
dapat terjadi didalam ruang peti-peti kemasan kita.
Air juga dapat datang dalam
bentuk betul-betul air, yaitu dari deburan ombak yang menerjang tempat muatan
kapal, juga air dari hujan yang membasahi barang-barang yang disimpan ditempat
penimbunan yang terbuka. Tetapi barang yang disimpan di gudangpun dapat tekena
air hujan, yaitu bila kebetulan jatuh hujan secara mendadak pada saat barang
sedang dibongkar muat.
Kegunaan kemasan sebagai pelindung bagi produk didalamnya
Kegunaan kemasan yang penting adalah
sebagai berikut :
a.
Sebagai wadah bagi produknya,
b.
Untuk memudahkan penyimpanan
produknya digudang,
c.
Untuk memudahkan pengiriman dan
pendistribusian,
d.
Sebagai pelindung bagi prduk di
dalamnya,
e.
Sebagai sarana informasi dan
promosi.
Pada kesempatan ini, kami
tidak bermaksud untuk membicarakan semua kegunaan kemasan, tetapi hanya
kegunaan kemasan yang paling utama, yaitu sebagai
pelindung bagi produk di dalamnya.
Sampai batas tertentu memang
kemasan dapat melindungi produk di dalamnya dari unsur perusak dari luar.
Sebagaimana telah diketahui secara umum, pada umumnya produk olahan, setelah
selesai dimasak, bila dibiarkan diudara terbuka akan cepat turun mutunya karena
terangsang oleh unsur perusak dari luar. Produk-produk lainpun akan rusak bila
disimpan di gudang atau ditransportasikan tanpa pelindungan (kemasan) yang
sesuai!
Kemasan, sampai batas tertentu memang dapat mengurangi pengaruh buruk dari unsur perusak
dari luar tersebut. Dengan demikian produk didalamnya akan dapat lebih lama
bertahan dalam kondisi yang baik. Hal ini sering disalahartikan oleh sementara
orang bahwa kemasan dapat mengawetkan produk! Tidak! Kemasan tidak dapat
mengawetkan produk, yang dapat mengawetkan produk adalah proses pembuatannya
yang leibh baik dan/atau karena digunakannya bahan-bahannya yang lebih baik.
Kemasan hanya dapat menghambat atau mengurangi derajat daya perusak dari unsur
perusak lur. Bahkan, bila unsur perusaknya telah berada di dalam produk
tersebut, misalnya karena produknya telah tercemar oleh mikroba-mikroba
perusak, atau adanya proses kimia atau biokimia yang masih dapat berlanjut maka
kemasan tidak dapat berbuat banyak. Kemasan (saja) tidak dapat melindungi
keruskaan produk yang memerlukan penyimpanan dingin, untuk itu harus ada
alat/sarana penyimpanan dingin, yang bukan kemasan!
2.2 JENIS-JENIS
KEMASAN DAN PENGGUNAANNYA
A. KEMASAN FILM/PLASTIK
Plastik dibuat dengan
cara polimerisasi yaitu menyusun dan membentuk secara sambung menyambung
bahan-bahan dasar plastik yang disebut monomer. Misalnya, plastik jenis PVC (Polivinil Chlorida), sesungguhnya adalah
monomer dari vinil klorida. Disamping bahan dasar berupa monomer, di dalam
plastik juga terdapat bahan non plastik yang disebut aditif yang diperlukan
untuk memperbaiki sifat-sifat plastik itu sendiri. Bahan aditif tersebut berupa
zat-zat dengan berat molekul rendah, yang dapat berfungsi sebagai pewarna,
antioksidan, penyerap sinar ultraviolet, anti lekat, dan masih banyak lagi.
Kemasan plastik mulai
diperkenalkan pada tahun 1900-an. Sejak itu perkembangan nya berlangsung sangat
cepat. Sesudah Perang Dunia II, diperkenalkan berbagai jenis kemasan plastik
dalam bentuk kemasan lemas (fleksibel) maupun kaku. Beberapa jenis kemasan
plastik yang dikenal antara lain polietilen, polipropilen, poliester, nilon,
serta vinil film. Bahkan selama dua dasawarsa terakhir, pangsa pasar dunia
untuk kemasan pangan telah direbut oleh kemasan plastik.
Mengapa plastik begitu
banyak dipakai? Plastik memang mempunyai beberapa keunggulan sifat antara lain
: ia kuat tetapi ringan, tidak berkarat, bersifat termoplastis, yaitu dapat
direkat menggunakan panas, serta dapat diberi label atau cetakan dengan
berbagai kreasi. Selain itu plastik juga mudah untuk diubah bentuk.
Sesudah Perang Dunia II,
berbagai jenis kemasan plastik fleksibel muncul dengan pesat. Sebagai bahan
pembungkus, plastik dapat digunakan dalam bentuk tunggal, komposit atau berupa
lapisan multilapis dengan bahan lain, (pakah itu antara plastik dengan plastik
yang beda jenis, plastik dengan kertas atau lainnya). Kombinasi tersebut
dinamakan aminasi. Dengan demikian, kombinasi dari berbagai janis plastik dapat
menghasilkan ratusan jenis kemasan.
a. Jenis Kemasan Film
1. Politen/Polietilen (PE)
Merupakan
polimerasi adisi gas etilen dari hasil samping industri minyak. Ada tiga jenis,
Low Density Polyethylene (LDPE) yang
mudah dikelim dan murah, Medium Density
Polyethylene (MDPE) yang lebih kaku dari LDPE dan lebih tahan suhu tinggi,
dan High Density Polyethylene (HDPE)
yang paling kaku dan tahan suhu tinggi (suhu 120°C). Sifat umum dari PE adalah
mempunyai penampakan bervariasi dan transparan, berminyak; mudah dibentuk,
lemas, gampang ditarik; daya rentang tinggi tanpa sobek; mudah dikelim panas;
tidak cocok untuk bahan berlemak, gemuk, minyak; tahan terhadap asam, basa,
alkohol, deterjen; untuk penyimpanan beku (-50°C); transmisi gas cukup tinggi
(untuk makanan beraroma); serta kedap air dan uap air.
2. Poliester/Polietilen
Tereptalat (PET)
Biasa
digunakan untuk kemasan buah kering, makanan beku dan permen.
Sifat umumnya
antara lain transparan, bersih, jernih; adaptasi suhu tinggi (suhu 300°C)
sangat baik; permeabilitas uap air dan gas sangat rendah; tahan pelarut
organik; serta tidak tahan asam kuat, phenol, benzil alkohol.
3. Polipropilen (PP)
Syarat
utama PP antara lain ringan, mudah dibentuk, transparan, jernih (kemasan kaku
tidak transparan); kekuatan tarik lebih besar dari PE, suhu rendah, rapuh,
mudah pecah; lebih kaku dari PE, tidak mudah sobek; permeabilitas uap air
rendah, permeabilitas gas sedang; tahan suhu tinggi (150°C) terutama untuk
makanan sterilisasi; titik leleh tinggi, sulit dibuat kantung; tahan terhadap
asam kuat, basa dan minyak; pada suhu tinggi bereaksi dengan benzena, siklen,
toluen, terpentin, asam nitrat kuat.
4. Polistirene (PS)
Sifat
utamanya adalah kekuatan tarik dan tidak mudah sobek; titik lebur rendah
(80°C); tahan asam, basa; terurai dengan alkohol, ester, keton, klorin,
hidrokarbon aromatik; permeabilitas uap air dan gas sangat tinggi; mudah
dicetak, licin, jernih, mengkilap; keruh jika kontak dengan pelarut, mudah
menyerap pemlastik; afinitas tinggi terhadap debu dan kotoran; serta baik untuk
bahan dasar laminasi dengan logam.
5. Polivinil Khlorida (PVC)
Ada
tiga jenis yaitu plasticized vinyl chloride, vinyl co polimer, dan oriented
film. Sifat umumnya adalah tembus pandang; permeabilitas gas dan uap air
rendah; tahan terhadap minyak, alkohol dan petroleum; kekuatan tarik tinggi,
tidak mudah sobek; dapat dipengaruhi hidrokarbon aromatik, keton, aldehid,
ester, dan lain-lain; serta mempunyai densitas 1.35 – 1.4g/cm3.
6. Saran/Poliviniliden Khlorida
(PVDC)
Sifat
umum PVDC saran antara lain adalah transparan, luwes, jernih, beragam; tahan
terhadap bahan kimia, asam, basa, minyak; sekat lintasan yang baik untuk sinar
UV; permeabilitas gas dan uap air sangat rendah; tahan terhadap pemanasan
kering atau basah; serta tidak baik untuk kemas beku. Sedangkan sifat umum PVDC
cryovac, yakni mempunyai permeabilitas uap air dan gas rendah; mengkerut jika
kena panas; tahan suhu rendah (-40°C); tahan tekanan tinggi (vakum); mudah
dicetak, licin, transparan; tidak mudah dibakar; mudah dikelim panas.
7.
Selopan
Sifat
umum selopan adalah transparan, terang; tidak termoplastik, t dak bisa direkat
dengan panas; tidak larut air, minyak, tidak melalukan O2; mudah
retak pada RH dan suhu rendah; mudah dilaminasi; mudah dirobek; dan mengkerut
pada suhu dingin. Ada beberapa kode atau jenis selopan, yaitu A/B (Anchored); C
(Colored); D (du Pont); L (kedap air sedang); M (kedap uap air); O (dilapisi
sebelah); P (tidak dilapisi); R (dilapisis dengan vinil); S (direkat dengan
panas); T (tembus pandang); V, X/K (dilapisi dengan polimer saran); WO (White
Opaque).
8. Film Plastik
Contoh
dari plastik film adalah film larut air dan dapat dimakan, yaitu amilosa pada
bungkus permen dan sosis; selulosa asetat butirat, selulosa asetat propionat;
selulosa nitrat dan selulosa triasetat; klorotrifluoroetilin (peralatan bedah);
etilen buten (mirip HDPE); fluoro karbon (teflon, tahan bahan kimia); ionomer
(kemasan vakum); polivinil alk (untuk produk kering); polietilen oksida
(kemasan tepung); polialomer (karakter antara HDPE dan PP); dan Hfilm
(toleransi terhadap suhu cukup besar, sekitar 269 - 400°C, tahan terhadap
radiasi sinar X).
b. Kemasan Film Untuk Makanan
Dan Minuman
1.
Produk Susu
Kemasan
yang terbaik adalah LDPE dan HDPE. LDPE digunakan dengan cara membentuknya
mengisi dan di-seal, sedangkan HDPE
digunakan untuk ukuran besar. Untuk produk keju lebih baik digunakan nilon/PE,
selulosa/PE, PET/PE, selo/saran/PE, PET/saran/PE, nilon/PE.
2.
Daging dan Ikan
Daging segar lebih baik dikemas dengan PVC/selopan,
sehingga terl hat cerah, untuk daging beku digunakan LDPE. Kemasan etilen vinil
asetat/PE digunakan untuk produk unggas. Untuk produk daging masak, bacon,
awetan digunakan kemasan PE/PVDC/PA, PE/PET dimetalisasi, PE/alumunium
foil/PET, PET/saran/Pe atau saran/nilon/PE (terutama untuk daging awetan). Dan
untuk ikan beku digunakan HDPE dan LDPE.
3.
Produk Roti
Untuk
produk cake atau bolu digunakan selulosa berlapis/OPP untuk mencegah apek.
Biskuit menggunakan kemasan selulosa berlapis/ PP, sedangkan keripik kentang
digunakan kemasan netralisasi.
4.
Makanan Kering dan Serelia
Untuk
makanan kering dan serelia digunakan LDPE dilapis kertas, LDPE/alumunium
foil/LDPE/kertas, PET/PE, dan atau kertas/alumunium foil/PE.
5.
Buah dan Sayur Segar
Untuk
buah dan sayur segar digunakan polistiren busa, LDPE, EVA, ionomer/PVC. Bisa
juga digunakan film stretch dan PE untuk mengendalikan atmosfer.
6.
Kopi
Untuk
kopi digunakan kemasan foil atau poliester yang dimetalisasi dan PE,
PET/saran/PE, nilon/saran/PE, OPP/saran/PE, dan OPP/alumunium foil/PE. Untuk
kopi instan bisa digunakan kemasan PVDC melapis PVC.
7.
Teh
Untuk
teh digunakan kemasan selopan/PE, Pet/PE, kertas/alumun um foil/PE, OPP/
PVDC/PE, dan LDPE/PVC/LDPE untuk mencegah ketengikan, kehilangan aroma dan CO2.
B. KEMASAN LOGAM
a. Perkembangan Kemas Logam
Wadah logam sebagai prestise untuk pengawetan pangan.Teknik pengalengan:
1809: Nicholas Appert
(era Napoleon Bonaparte) 1810: Aspek legislasi – l’art de conserver kotak
kaleng – Peter durant (UK)
1817:
Industri pengalengan – W. Underwood (USA)
1819-1826:
ekspedisis ke kutub utara
<1900:
pembuka kaleng secara manual
1866:
pembuka kaleng dengan kunci putar
1875:
pembuka kaleng sistem ungkit
1889:
kaleng aerosol
Karakterisitik
kemas logam antara lain konduktor tinggi, dapat ditempa, kilap logam, tidak
tembus pandang, densitas tinggi dan padat.
Keunggulan
kemas kaleng antara lain kekuatan mekanik besar, barrier tinggi sehingga
hermetis, toksisitas rendah, tahan
kondisi ekstrim dan permukaan ideal untuk pelabelan.
b. Tin Plate dan TFS
Jenis
kaleng dibedakan berdasarkan komponen pelapisan, cara pelapisan, dan komponen
baja utama, sehingga ada yang disebut kaleng pelat timah, kaleng TFS,
kaleng 3 lapis dan
kaleng lapis ganda. Kandungan Sn harus 1-1.25% dari berat kaleng. Cara
pelapisan bisa dengan celup atau elektrolisa.Tipe kaleng antara lain N:
ditambah 0.02% nitrogen untuk meningkatkan daya kaku dan untuk produk
berkarbonat; D: ditambah lapisan
alumunium; dan 2 CR: cold reduce lebih ringan, dan untuk bir dan sari buah.
Lapisan enamel
Lapisan
enamel merupakan lapisan non logam pada kaleng, melapisi metal (mencegah
korosi), melindungi kontak langsung dengan produk. Enamel dalam berfungsi untuk
mencegah korosi, sedangkan enamel luar berfungsi untuk mencegah korosi dan
untuk dekorasi.
c. Alumunium dan Alufo
Alumunium
merupakan jenis logam yang lebih ringan dari baja, daya korosif rendah, mudah
dibengkokkan, mampu menahan masuknya gas, tidak berbau dan tidak berasa, dan
sulit disolder sehingga sambungan tidak rapat.
Penggunaan
alumunium secara komersial, alumunium murni: kurang menguntungkan; perlu
penambahan komponen campuran untuk memperbaiki sifat-sifatnya dan meningkatkan
daya tahan korosi; bahan campuran (alloy) antara lain tembaga 0.15%, magnesium,
mangan, khromium 0.1-0.3%, besi, seng dan titanium; manfaat lain alumunium
untuk tutup kaleng (tutup datar, penutup tipe mahkota, tutup sistem pembuka
tarik, tutup sistem pembuka cincin) dan tube logam lunak (collapsible tube).
Alumunium foil (Alufo)
Merupakan
bahan kemas dari lembaran alumunium yang padat dan tipis dengan ketebalan
<0.15 m. Mempunyai tingkat kekerasan berbeda, dimana tanda Oberarti sangat
lunak; H-n: keras (semakin tinggi bilangan, maka semakin keras). Kemasan ini
hermetis, tidak tembus cahaya, fleksibel, dan dapat dignakan sebagai bahan
pelapis atau penguat dilapisi dengan plastik atau kertas.
Retort Pouch
Kemasan
ini tahan suhu sterilisasi; mempunyai daya simpan tinggi; kuat; tidak mudah
sobek/tertusuk; teknik penutupan mudah; contoh: PP-Alufo-PET. Penggunaan alumunium
untuk kemasan pangan antara lain untu produk buahbuahan, produk sayuran, produk
daging, produk ikan, kerang, produk susu dan minuman.
d. Kemasan Aerosol
Kemasan
ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu produk cair, propelan pendorong cairan
dan gas. Jenis kemasan aerosol ditentukan berdasarkan komposisi bahan (produk,
propelan dan gas) dan mekanisme pengeluaran produk.
1. Aerosol satu fase
Terdiri
dari produk cair dan gas propelan dengan jumlah sama banyak. Gas propelan
menekan produk sehingga produk keluar melalui pipa dip dan membentuk seperti
busa.
2. Aerosol dua fase
Terdiri
dari propelan cair yang larut dalam produk (emulsi produkpropelan) dan gas/uap.
3. Aerosol tiga fase
Terdiri
dari propelan cair, produk (mengambang pada propelan) dan gas/uap. Bentuk akhir
produk (busa atau kabut) dan ukuran partikel tergantung pada katup wadah
aerosol. Kombinasi lainnya yaitu ukuran mulut katup, pipa dip dan kran uap.
Kemasan aerosol berdasarkan bahan kemasan
1. kemasan aerosol logam
Bahan
yang digunakan alumunium, palt timah dan baja nirkarat. Pipa dip umumnya dari
plastik. Tahan tekanan tinggi (kemasan pecah pada tekanan > 20 atm). Kemasan
aerosol alumunium untuk produk farmasi dan parfum. Kemasan aerosol plat timah
beresiko terjadi karat terutama untuk produk alkali asam kuat. Kemasan aerosol
baja nirkarat untu produk kecil (mahal), dilapisi enamel (vinil, epoksi).
2. kemasan aerosol gelas
Kemasan
ini tidak bereaksi dengan bahan kimia; cocok untuk produk yang mempnyai daya
korosif tinggi; dapat menampilkan produk (promosi); variasi model/bentuk
banyak: pipa dip umumnya plasti, sedangkan katup aerosol plastik/karet.
3. kemasan aerosol plastik
Bahannya
adalah asetal, nilon, propilen; kurang berkembang, diperbaiki dengan kemas
aerosol gelas dilapisi plastik; kurang cocok untuk produk pangan, terdapat
masalah dengan alkohol, minyak atsiri dan propelan.
e.
Tube logam lunak (collapsible tube)
Tahun
1841dikenal tube logam timah putih (kemasan cat minyak). Tahun 1895digunakan
untuk kemasan pasta gigi (dominan). Biasanya untuk pangan: saus tomat,
mayonaise, mustard; pengisisan produk mudah; ringan; tidak mudah pecah;
permukaan licin sehingga dekorasi mudah; mudah ditutup rapat sehingga
kontaminasi rendah. Bahan bakunya adalah logam yang dapat dilenturkan pada suhu
kamar, umumnya timah, timbal dan alumunium.
f. Drum dan wadah logam lain
Drum
baja/campuran logam untuk minyak goreng, minyak tanah, bensin dan bahan kimia.
Kadang terdapat drum dari karton, plastik dan campuran bahanbahan kemasan,
isinya kira-kira 250 L. Pada drum terdapat simpay (gelang gelinding) agar mudah
dipindahkan. Bagian tertutup terdapat dua lubang yaitu lubang kecil untuk lubang
angin dan lubang besar untuk dapat dipasang kran.
g. Wadah logam lain:
•
Jemblung: kaleng besar dengan seng
untuk kerupuk, produk kering
•
Kaleng/blek: bentuk kubus, bahan
plat timah dengan atau tanpa enamel, untuk minyak goreng dan minyak atsiri
•
Silinder kecil: dari plat timah
•
Ember: dari palt timah, seng
•
Kemas logam kertas majemuk
(komposit)
C. KEMASAN KAYU
Kayu, terutama untuk
negara-negara yang mempunyai hutan yang melimpah, masih dipakai sebagai
kemasan, yaitu kemasan transportasi. Kemasan transportasi dari kayu dapat
berupa peti kayu penuh, peti kayu kerangka, peti kayu tipis, pallet dan lain
sebagainya. Untuk negara-negara maju, kayu-kayu bekas kemasan merupakan masalah
yang cukup merepotkan dalam upaya pembuangan atau pemunahannya. Namun kemasan
kayu yang dalam bentuk peti kerangka atau peti-peti yang menggunakan
papan-papan kayu yang tipis dan ringan masih terus dipakai, yaitu untuk :
·
buah-buah segar,
·
sayur-sayuran segar,
·
ikan segar dan lain sebagainya.
Banyak negara maju yang
mensyaratkan untuk melakukan suatu treatment terhadap kayu-kayu yang
dipergunakan untuk kemasan yang dipakai untuk barang-barang yang dikirim ke
negeri tersebut. Negara yang dikenal sangat ketat dalam hal ini adalah
Australia.
Kayu sebenarnya suatu bahan
kemasan yang kuat dan dapat dipakai secara ekonomis, apabila teknologi
pembuatannya yang dipakai tepat. Masalahnya dibanyak negara berkembang
penghasil kayu, kemasan peti kayu sudah lama dibuat dan dipergunakan secara
tradisional, sehingga pembuatan yang benar secara ilmiah, seperti misalnya :
·
pemilihan atau pemakaian jenis
kayu yang sesuai,
·
tidak diperkenankannya memakai papan
kayu bekas,
·
kontrol terhadap kandungan air
dari kayu yang dipergunakan,
·
kontruksi sambungan yang benar,
·
pemilihan paku yang benar, dan
·
cara pemakuan yang benar.
Sering dianggap terlalu merepotkan, memakan waktu dan “mahal”. Hal ini
sebagian besar karena mereka tidak mengetahui akibat-akibat apa yang terjadi
atas peti kayu yang mereka pergunakan untuk ekspor.
Pemilihan jenis kayu yang
dipakai
Pada dasarnya tidak ada
ketentuan khusus untuk memilih jenis kayu untuk keperluan kemasan. Karena pada
dasarnya kekuatan kemasan dari kayu tidak ditentukan hanya oleh jenis kayunya
saja, tetapi juga oleh :
·
tebalnya kayu yang dipakai,
·
cara persiapan pengerjaan dan
·
cara pemasangan/pemakuannya.
Jenis kayu
Jenis kayu, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.
kayu lunak, berasal dari tumbuhan berdaun
jarum,
2.
kayu keras, berasal dari tumbuhan berdaun
lebar.
Sebenarnya kualitas kayu dapat dibedakan dari :
-
berat jenisnya, kg/m3
-
kekuatan bengkok, kg/cm2
-
kekuatan pemampatan, kg/cm2
-
kekuatan menahan paku
-
daya tahan pecah
-
kemudahan dikerjakan
-
keawetan terhadap kelapukan dll.
Untuk keperluan kemasan,
tidaklah seharusnya semua komponen dari kemasan dibuat dari kayu yang sejenis.
Justru untuk ekonomisnya, jenis kayu yang dipakai untuk setiap komponen dari
kemasan kayu disesuaikan dengan tugas
dari masing-masing komponen tersebut!
Berat jenis kayu adalah faktor yang penting,
karena berat jenis dari kayu dapat menunjukkan beberapa sifat utama dari kayu,
misalnya :
·
kekuatan kayu,
·
daya tahan paku,
besarnya pengkerutan, waktu kayu mengering, dsb.
D. KEMASAN KERTAS, KARTON DAN KARDUS
a. Bahan kertas
Pulp
kayu lunak mempunyai panjang serat 0.25 in, sedangkan pulp kayu lunak (panjang
serat < 0.10 in).
b. Jenis kertas
1. kertas kraft
Terbuat
dari kayu lunak dengan proses sulfat; kuat; dan banyak digunakan untuk kemasan
2. kertas krep
Dibuat
dengan jalan kertas dilewatkan pelan-pelan ke press rolls saat menjelang akhir
pembuatannya sehingga kertas menjadi kerisut
3. kertas glasin dan kertas
tahan minyak
Kertas
ini permukaan licin; tahan lemak dan minyak, tidak tahan air karena dilapisis lilin;
dapat ditambahkan bahan lain sperti plastisizer (untuk produk lengket),
antioksidan, dan penghambat pertumbuhan kapang; dan kertas glasin dapat untuk
minyak.
4. kertas lilin
Hampir
semua kertas dapat dilapisis lilin, caranya ialah lilin ditambahkan pada saat
proses pembuatan kertas atau lilin ditambahkan pada saat akhir (finished sheet)
berupa lilin basah atau lilin kering. Bahan dasar yaitu parafin yang dicampur
dengan salah satu dari PE, microcrystalline wax atau peetrolatum. Kertas lilin
kering yaitu kertas dilapisi lilin dan dilewatkan heat roller. Kertas lilin
basah yaitu lilin mengeras di permukaan kertas. Lilin dapat dilapiskan pada 1-2
permukaan; biaya produksi rendah; tahan minyak; dan dapat dikelim panas
5. daluang
Terdiri
dari linerboard (dari kayu lunak/pinus) dan karton bergelombang (dari kayu
keras dengan proses sulfat); sering disebut CFB (corrugated fiber board); banyak digunakan di industri sebagai kemas primer, sekunder maupun tertier.
6. chipboard
Bahan
dari kertas koran, kertas bekas yang dimasak; dapat dibuat kertas tipis/ringan
atau kertas tebal/karton lipat.
7. soluble paper
Kertas
yang larut dalam air; nama dagang Dissolvo (oleh Gilbreth co., USA) misalnya
Dissolvo A yang larut dalam larutan basa 2-5% dan tidak larut dalam air yang tidak
mengandung alkali; dan dilarang untuk membungkus makanan oleh FDA
8. kertas plastik
Merupakan
modofikasi plastik yang dimbuat mirip dengan kertas. Kertas tertentu yang
dilapisi oleh polistiren adalah Q-kote (lapisan polistiren dua sisi) dan Q-per (tidak dilapisi, tetapi permukaan
kertas diolesi oleh larutan yang mengandung stiren); penemu: Japan Synthetic
Paper co. Sifatnya tahan minyak; tahan air/lembab; tidak ditumbuhi kapang;
dan sering disebut kertas sintetik
c. Karton Lipat
Merupakan
kemasan yang populer karena pemakaian luas, bahan ekonomis, butuh ruangan
sedikit untu penyimpanan, dapat dibuat berbagai bentuk dan ukuran, dapat
dicetak, ukuran kecil, tebal karton 0.014-0.032 in dan relatif kuat. Salah satu
atau kedua sisi karton dapat diputihkan dengan cara solid bleched sulfate board dan sulfite
board. Macam produk yang dikemas menentukan jenis bahan dan model. Dalam
perdagangan dikenal sebagai FC (Folding Carton). Kadang dilaminasi dengan
plastik; Lapisan luar untuk cetak atau promosi; dan lapisan dalam untuk
meningkatkan daya tahan minyak.
d. Kertas komposit
Merupakan
kertas/karton yang diolah bersama bahan kemasan lain (plastik, logam, plastik
dan logam). Manfaat: daya rapuh rendah, daya kaku rendah dan kekuatan bahan
tinggi. Konstruksi kemas komposit
a.
bentuk spiral
Terdiri
dari beberapa lapis bahan yang berbeda, sudut sambungan bertumpang tindih
b.
bentuk cuping dijahit (lapisan
seam)
Dibuat
dari bahan yang dilaminasi, dipotong sesuai dengan pola kemudian disambuang
c.
komposit gulung
Terdiri
dari beberapa lapisan kumparan
Penggunaan
untuk jus sitrun, konsentrat sari buah, rempah-rempah, sop kering, sedangkan
untuk non pangan sebagai bahan kimia dan obat tanaman. Penyempurnaan kemas
komposit yaitu diberi laminasi dengan foil atau bahan lain kemas komposit yang
tahan tekanan vakum pada suhu 50oC.
e. Kemasan karton gelombang
Kotak Karton Gelombang,
untuk selanjutnya akan disingkat dengan KKG, adalah suatu kemasan yang modern.
KKG untuk banyak hal dapat menggantikan peti kayu. Kelebihan KKG terhadap peti
kayu antara lain :
a.
KKG kosong memerlukan ruang
penyimpanan yang jauh lebih sedikit.
b.
KKG kosong dapat disimpan relatif
lebih lama (jarang membawa kutu/jamur, jadi tidak mudah dimakan kutu/tumbuh
jamur; tidak berubah ukuran).
c.
Ukurannya dapat lebih konsisten.
d.
Toleransi ukuran dapat lebih
ketat.
e.
Dapat dicetak dengan hasil yang
lebih bagus.
f.
Dapat dilapisi dengan warna putih,
sehingga hasil cetakannya dapat lebih bagus lagi.
g.
Efisiensi pemakaian bahan lebih
baik.
h.
Bahan-bahan sisa mudah untuk
didaur ulang.
i.
Dsb.
E. KEMASAN GELAS
Tergolong
bahan yang tua dilihat dari segi pemakaian oleh manusia, diperkirakan digunakan
di mesir pada tahun 6000 SM. Penggunaan
sebagai wadah dimulai pada tahun 1870, penggunaan sebagai wadah susu
segar pada tahun 1884. Produksi botol gelas dimulai 1892 dalam skala besar,
tahun 1896: pabrik semi automatik, tahun 1907: pabrik full otomatik, mencapai
20% pangsa total kemasan. Wadah plastik besar, misalnya botol gamma; wadah
fleksibel tinggi, misalnya retort pouch; teknologi kemasan tinggi, misalnya
aseptic packaging
a. Keunggulan gelas:
1.
inert (tidak bereaksi dengan bahan
yang dikemas, tahan asam dan basa, dan tahan lingkungan)
2.
gelas dapat dibuat tembus
pandang/transparan atau gelap
3.
selama pemakaian, bentuknya tetap
4.
tidak berbau dan tidak berpengaruh
terhadap bahan yang dikemas (tidak ada migrasi)
5.
barrier yang baik terhadap uap
air, air dan gas-gas lain.
b. Kelemahan gelas:
1.
rapuh/ mudah pecah
2.
bobot besar sehingga biaya
distribusi dan transportasi tinggi
3.
perlu bahan pengemas kedua
4.
membutuhkan banyak energi
Cara
mengatasi kelemahan tersebut adalah dengan membat kemasan dari plastik seperti
gelas, yang disebut botol gamma (kemasan dari plastik tetapi memiliki
sifat-sifat yang hampir sama dengan gelas).
c. Botol gamma
Botol
gamma dapat mengatur leher dalam cetakan lebih mudah (leher bermulut
sempit/besar); keluwesan dapat diatur (semi rigid/rigid); transparansi dapat
diatur (g lap/terang). Uji transmisi O2 selam 12 bulan; botol gel s:
0 ml; botol gamma: 1 ml; botol plastik: 12 ml. Jenis tutup botol gamma antara
lain yang bisa disendok; bisa dituang; dan
bisa dipijit
2.3 PENGEMASAN
ASEPTIK
a. Pendahuluan
Tujuan
sistem pengolahan dan pengemasan aseptik
adalah untuk memperoleh produk sterril
komersial. Kemasan dan produk disterilkan terpisah dan proses berlangsung kontinu; Faktor Kritis:
sistem pengawasan secara otomatis. Sistem
dasar aseptik adalah peralatan pengolahan dan pengemasan dalam kondisi
steril; produk sterilisasi komersial; kemasan steril; kondisi steril pada
lingkungan tempat pengisisan produk; monitoring, pencatatan dan pengawasan
terhadap faktor-faktor kritis
b. Sistem pengolahan secara aseptik
Produk
dapat diangkut dengan sistem pompa. Alat pengontrol dan pencatat data kecepatan
aliran produk. Dilakukan metode pemanasan produk; metode penentuan waktu
tinggal produk pada suhu tinggi dan waktu yang cukup; metode pendinginan
produk. Diperlukan perlengkapan untuk sterilisasi peralatan dan adanya Katup pengaman aliaran produk
Sterilisasi
pra-produksi
•
Sterilisasi peralatan dengan uap
jenuh (untuk tanki ukuran besar) dan air panas
•
Perlu termometer/thermocouple
Pengawasan aliran
Waktu sterilisasi berhubungan dengan laju aliran produk (timing pump)
Pemanasan produk
1.
pemanasan langsung
Pemanasan
l ngsung bisa dengan injeksi uap dan infusi produk. Keunggulannya adalah waktu
pemanasan singkat, sedikit perubahan organoleptik, dan hindari produk
hangus/gosong. Sedangkan kelemahannya adalah kondensasi uap sehingga volume
meningkat.
2. pemanasan tidak langsung
•
alat pemindah panas tipe pelat
•
alat pemindah panas tipe tabung
•
alat pemindah panas berpengikis
permukaan
•
sistem pemidah panas produk ke
produk
Tabung penampung (hold tube) Perlu diperhatikan:
a.
Kemiringan tabung < 0.25 in/ft
b.
Diameter dan panjang tabung
konstan
c.
Mudah dibersihkan
d.
Hindari kondensat pada tabung
e.
Terdapat isolator di dinding
tabung
f.
Hindari perlakuan pemanasan dari
sisi luar tabung
g.
Tekanan produk harus lebih besar
dari tekanan uap produk
Monitoring
suhu dalam dua lokasi, yaitu sisi dalam tabung (sensor pengawas dan pencatat
suhu) dan sisi luar tabung (termometer Hg).
Pendinginan produk
•
Sirkulasi energi: sistem pemanasan
tidak langsung
•
Ruang vakum: sistem pemanasan
langsung
Mempertahankan
sterilitas produk
• Tanki penampung aseptik o Ukuran
besar o Laju aliran produk
disesuaikan kelemahannya adalah peluang terkontaminasi, sehingga perlu disuplai
udara steril
•
Katup pembagi aliran otomatis o
Cegah kekeliruan aliran produk o
Harus dapat disterilkan o
Mudah dioperasikan
zona aseptik
Kondisi
aseptik harus tetap dipelihara.
Produksi kemasan
aseptik
1.
kemas kaku pra-bentuk dan semi
kaku pra-bentuk (kemas kaleng logam, kaleng komposit, plastik, gelas, drum)
2.
kemas plastik dan karton
berlaminasi
3.
kemas kertas berlainasi sebagian
4.
kemas dibentuk dengan
pemanasan-diisi-dikelim
5.
kemas kantong pra-bentuk
6.
kemas dibntuk dengan metode
penghembusan
Inkubasi
o program inkubasi secara rutin: standar inspeksi USDA o
jumlah contoh cukup mewakili o
hasil uji dicatat dan disimpan
c. Sistem Pengemasan Aseptik
Perlu diperhatikan lingkungan
tempat pengemasan harus steril; kemasan steril; pengisian produk secara
aseptik; kemasan dikelim secara hermetis; serta
monitoring dan pengawasan faktor-faktor kritis. Jenis Sterilan-nya ada
tiga, yaitu panas (panas basah (uap/air panas) dan panas kering (udara panas, microwave,
inframerah)); bahan kimia: H2O2 (35%, residu < 0.5
ppm); radiasi energi tinggi: sinar ultra violet, sin r gamma; serta perlu
diperhatikan faktor keamanan dan efektvitasnya.
Pencatatan produksi
1.
mencakup log produksi dan diagaram pencatatan dari:
•
sistem pengolahan aseptik
•
sistem pengemasan aseptik
•
tanki penampung produk steril
2.
ditulis jelas, gunakan tinta
3.
menunjukkan periode waktu proses
secara keseluruhan
integritas Kemasan
1.
Lakukan inspeksi dan uji kemasan:
kondisi prima (selama penanganan, distribusi dan penyimpanan)
2. bagian dari GMP: QC dan QA
3. FDA dan USDA: ditunjukkan dengan prosedur inspeksi berkala
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pengemasan makanan merupakan
hal penting untuk melindungi bahan makanan dari kerusakan. Kemasan makanan di
masa modern sudah berkembang dengan pesat menuju kemasan praktis yang
memudahkan konsumen. Berbagai kemasan yang banyak dijumpai di pasaran antara lain
karton, aluminium, kaca (botol), dan plastik. Belakangan ini, hampir semua
bahan pengemas makanan terbuat dari plastik.
Unsur perusak dari alam pada umumnya dapat dikurangi pengaruhnya oleh
kemasan inti. Panasnya udara sedikit di atas atau di bawah suhu rata-rata udara
masih dapat ditanggulangi dengan kemasan, namun beda yang bayak harus dibantu
dengan alat pendingin atau oleh sistim pergudangan/transportasinya.
Kemasan plastik mulai
diperkenalkan pada tahun 1900-an. Sejak itu perkembangan nya berlangsung sangat
cepat. Sesudah Perang Dunia II, diperkenalkan berbagai jenis kemasan plastik
dalam bentuk kemasan lemas (fleksibel) maupun kaku. Beberapa jenis kemasan
plastik yang dikenal antara lain polietilen, polipropilen, poliester, nilon,
serta vinil film. Bahkan selama dua dasawarsa terakhir, pangsa pasar dunia
untuk kemasan pangan telah direbut oleh kemasan plastik.
3.2 Saran
Mahasiswa bidang minat gizi, berdasarkan hasil diskusi kelompok kami,
kami menyarankan hendaknya mahasiswa dapat mempertahankan dan berupaya
meningkatkan lagi kemampuan pengetahuan dengan menggali wawasan dan pengetahuan
dengan memanfaatkan sumber daya berupa makalah yang telah kelompok kami susun
melalui hasik diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
·
Anonym. 2011. Pengemasan bahan
pangan. http://www.smallcrab.com/kesehatan/503-pengemasan-bahan-pangan.
·
Erliza dan Sutedja. 1987.
Pengantar pengemasan. Laboratorium pengemasan. Jurusan TIP. IPB. Bogor.
·
Julianti, E dan Nurmiah,M.2006.
Teknologi Pengemasan. Departemen teknologi pertanian,fakultas pertanian,
Universitas Sumatra Utara.Winarno,F.G., Srikandi, F dan Dedi,F. 1986. Pengantar
teknologi pangan. Penerbit PT. Media. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar