BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Vitamin adalah suatu
zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi
untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia,
hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapatmelakukan aktifitas hidup dan
kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada
tubuh kita.
Vitamin memiliki
peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan.
Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit.
Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini
diabaikan maka metabolism di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya
tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan
istilah avitaminosis. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh
berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
Dalam penentuan apakah
makanan itu mengandung vitamin apa tidak, diperlukan suatu pengujian agar dapat
mengetahui kadar vitamin yang ada seperti vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, B8,
B9, B12, C, D, E, dan K. Dengan mengetahui kadar vitamin yang ada dalam bahan
pangan, maka kita dapat mengetahui kadar vitamin yang diperlukan oleh tubuh
kita agar tidak terjadi kekurangan vitamin yang dapat mengganggu kesehatan
tubuh kita. Oleh karena itu dibuatlah makalah ini untuk mengetahui tentang
metode analisis vitamin.
1.2.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
metabolisme vitamin larut lemak ?
2. Bagaimana
metabolisme vitamin larut air ?
1.3.
Tujuan
1.
Mengetahui
metabolisme vitamin larut lemak.
2.
Mengetahui
metabolisme vitamin larut air.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Vitamin
Istilah vitamin pertama kali digunakan pada tahun
1912 oleh Cashimir Funk di Polandia. Dalam upaya menemukan zat di dalam dedak
beras yang mampu menyembuhkan penyakit beri-beri, ia menyimpulkan bahwa
penyakit tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu zat di dalam makanan
sehari-hari. Zat ini sangat dibutuhkan untuk hidup (vita) dan mengandung
unsur nitrogen (amine), oleh sebab itu diberi nama vitamine. Penelitian
selanjutnya membuktikan bahwa ada beberapa jenis vitamin yang ternyata tidak
merupakan amine. Oleh sebab itu, istilah “vitamine” kemudian diubah
menjadi vitamin (Almatsier, 2010).
Berdasarkan kelarutannya, vitamin
dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011):
Vitamin yang larut dalam air, meliputi vitamin B dan
C. Menurut Kodicek (1971), vitamin yang larut dalam air disebut
prakoenzim (procoenzym).Vitamin-vitamin ini dapat bergerak bebas dalam
badan, darah, dan limfa. Karena sifat kelarutannya, vitamin yang larut
dalamair mudah rusak dalam pengolahan dan mudah hilang atau terlarut
bersama air selama pencucian bahan. Di dalam tubuh, vitamin ini disimpan
dalam julah terbatas dan kelebihan vitamin akan dikeluarkan atau
diekskresikan melalui urin. Oleh karena itu, untuk mempertahankan
saturasi jaringan vitamin ini harus sering di konsumsi.
Vitamin yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A,
D, E, dan K. Golongan vitamin yang larut dalam lemak disebut alosterin. Setelah
diserap dalam tubuh, vitamin akan disimpandalam jaringan-jaringan lemak,
terutama hati. Karena sifatnya tidak larut dalam air, vitamin-vitamin demikian
tidak dieksresikan. Akibatnya, didalam tubuh dapat disimpan dalam jumlah
banyak, sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas jauh lebih besar daripada
vitamin yang larut dalam air.
2.2. Vitamin
Larut Air
Vitamin yang larut
dalam air yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan melainkan akan dikeluarkan
oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin
tersebut setiap hari.
Proses metabolismenya:
Proses pencernaan makanan, baik
didalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan
agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut air langsung diserap melalui saluran
darah dan ditransportasikan ke hati.
2.2.1. Vitamin B1 (Tiamin)
Tiamin tersusun dari pirimidin tersubsitusi yang dihubungkan oleh jembatan
metilen dengan tiazol
tersubsitusi.
Bentuk aktif dari tiamin adalah tiamin difosfat, dimana reaksi
konversi tiamin menjadi tiamin difosfat
tergantung oleh enzim
tiamin difosfotransferase dan ATP yang terdapat
di dalam otak dan hati.Tiamin difosfat berfungsi
sebagai koenzim dalam sejumlah reaksi
enzimatik dengan mengalihkan unit aldehid yang
telah
diaktifkan yaitu pada reaksi
:
1. Dekarboksilasi
oksidatif asam-asam α
- keto
(
misalnya αketoglutarat, piruvat, dan analog α - keto dari leusin isoleusin serta valin).
2.
Reaksi
transketolase (misalnya dalam lintasan pentosa fosfat).
Semua reaksi ini dihambat
pada defisiensi tiamin .Dalam setiap keadaan
tiamin. Difosfat menghasilkan karbon
reaktif pada tiazol yang membentuk karbanion, yang kemudian ditambahkan
dengan bebas kepada gugus karbonil,misalnya piruvat.Senyawa adisi kemudian mengalami dekarboksilasi dengan
membebaskan CO2.Reaksi
ini terjadi dalam suatu kompleks
multienzim
yang dikenal sebagai kompleks piruvat dehidrogenase.Dekarboksilasi oksidatif α - ketoglutarat
menjadi suksinil ko-A
dan CO2 dikatalisis oleh suatu kompleks enzim yang strukturnya sangat
serupa dengan struktur kompleks piruvat dehidrogenase.
Ø
Metabolisme vitamin B1:
Tiamin dari makanan setelah dicerna,
diserap langsung oleh usus dan masuk kedalam saluran darah. Penyerapan maksimum
terjadi pada konsumsi 2,5 – 5 mg tiamin per hari. Pada jumlah kecil,
tiamin diserap melalui proses yang memerlukan energi dan bantuannatrium,
sedangkan dalam jumlah besar, tiamin diserap secara difusi pasif. Kelebihan
tiamindfikeluarkan lewat urine. Metabolit tiamin adalah
2-metil-4-amino-5-pirimidin dan asam 4-metil-tiazol-5-asetat.Tubuh manusia
dewasa mampu menyimpan tiamin sekitar 30 -70 mg, dan sekitar 80%-nya
terdapat sebagai TPP (tiamin pirofosfat). Separuh dari tiamin yang terdapat
dalamtubuh terkonsentrasi di otot. Meskipun tiamin tidak disimpan di dalam
tubuh, level normal didalam otot jantung, otak, hati, ginjal dan otot lurik
meningkat dua kali lipat setelah terapitiamin dan segera menurun hingga setengahnya
ketika asupan tiamin berkurang.
Ø
Fungsi Biokimia Thiamin (B1)
Thiamin pyrophospate adalah bentuk
aktif dari thiamin yang bertindak sebagai suatu kofaktor untuk beberapa enzim
yang terlibat dalam metabolisme energi. Enzim ini meliputi mitochondrial
pyruvate dehydrogenase, a-ketoglutarate dehydrgenase kompleks, dan
transketolase yang cytosolic yang mana semua mengambil bagian penting dalam
metabolisme karbohidrat saat terjadi defisiensi thiamin. Pyruvate dehydrogenase
kompleks adalah suatu enzim utama dalam siklus Krebs.
Thiamin
memainkan peran penting pada metabolisme selebral. Otak menggunakan glukosa
sebagai sumber energi utama. Glukosa memasuki otak dengan berdifusi melalui
sawar darah-otak. Sekitar 30 % glukosa yang diserap oleh otak mengalami oksidasi
kompleks melalui siklus Krebs. Enzim 3-thiamine-dependent yang sangat esensial
untuk metabolisme glukosa serebral menggunakan thiamin pyrophospate sebagai
kofaktor, dimana 80% dari total thiamin ada di jaringan saraf. Thiamin tersebut
terdapat di sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Selain berfungsi sebagai
koenzim dalam metabolisme, thiamin juga mempunyai fungsi struktural. Hal
tersebut termasuk fungsi dan strukstur membran, yaitu axoplasmik, mitokondria,
membran sinaptosomal, dan sisi membran yang sesuai.
2.2.2.
Vitamin B2 (Riboflavin)
Riboflavin terdiri atas sebuah cincin isoaloksazin
heterosiklik yang terikat dengan gula alcohol,ribitol.Jenis vitamin
ini berupa pigmen fluoresen berwarnayang
relatif
stabilterhadap panas tetapi terurai dengan cahaya yang visible.
Bentuk aktif riboflavin adalah flavin mononukleatida
(
FMN
)
dan flavin adenin dinukleotida ( FAD ).FMN dibentuk oleh reaksi fosforilasi riboflavin yang
tergantung pada ATP sedangkan
FAD disintesis
oleh reaksi selanjutnya dengan ATP dimana bagian AMP dalam ATP dialihkan kepada FMN.
FMN dan FAD berfungsi sebagai gugus prostetik enzim oksidoreduktase,di mana gugus
prostetiknya
terikat
erat tetapi
nonkovalen dengan
apoproteinnya.Enzim-enzim ini dikenal
sebagai flavoprotein .Banyak
enzim flavoprotein mengandung
satu atau lebih unsur
metal seperti
molibneum serta besi sebagai kofaktor esensial dan dikenal sebagai
metaloflavoprotein.
Enzim-enzim flavoprotein tersebar luas dan diwakili oleh beberapa enzim oksidoreduktase yang penting
dalam metabolisma mamalia,misalnya oksidase asam α amino dalam reaksi deaminasi asam amino , santin oksidase
dalam penguraian purin ,aldehid
dehidrogenase,gliserol 3 fosfat dehidrogenase mitokondria
dalam proses
pengangkutan sejumlah ekuivalen pereduksi dari
sitosol
ke
dalam mitokondria,suksinat dehidrogenase dalam siklus
asam
sitrat,
Asil
ko
A dehidrogenase, serta flavoprotein pengalih electron dalam oksidsi asam lemak
dan dihidrolipoil dehidrogenase dalam reaksi
dekarboksilasi oksidatif piruvat serta α-ketoglutarat,
NADH
dehidrogenase merupakan komponen utama
rantai respiratorik dalam mitokondria. Semua system
enzim
ini
akan
terganggu
pada
defisiensi
riboflavin.
Dalam peranannya sebagai koenzim, flavoprotein mengalami reduksi reversible
cincin isoaloksazin hingga
menghasilkan bentuk FMNH2
dan FADH2.
Ø
Metabolisme vitamin B2:
Riboflavin terdapat di dalam bahan
pangan sebagai FMN, FAD dan riboflavin bebas. Ketiga
bentuk tersebut memenuhi persyaratan sebagai vitamin, FMN, dan FAD bisa
dihidrolisis menjadi riboflavin bebas, kemudian masuk kedalam sel mukosa usus
halus dengan difusi pasif. Di dalam sel mukosa usus, ATP difosforilasi menjadi
FMN oleh enzimflavokinase, selanjutnya masuk
ke saluran darah dan bergabung dengan albumin plasma. FMN merupakan
bentuk yang siap dilepas dari darah ke jaringan, terutama hati. Selanjutnya FMN
oleh hati dikonversi menjadi FAD. Riboflavin yang disimpan dalam bentuk FMN dan
FAD lebih besar daripada bentuk riboflavin bebas. Organ hati menyimpan
riboflavin terbesar, yaitu sepertiga dari total
riboflavin dalam tubuh.
Organ lain yang
kaya riboflavin adalah jantung dan ginjal. Sebagian besar riboflavin diserap bersama makanan (60%),
dari pada diserap secara tunggal (15%). Orang tua menyerap ribovavin lebih
banyak dibandingkan yang lebih muda.
Diekskresi
melalui faeces (terutama) dan melalui urine. Bila masukan riboflavin berlebih,maka akan
lebih banyak yang diekskresi melalui urine setelah proses metabolisme sehingga
tidak terjadi keracunan riboflavin. diekskresi terutama dalam bentuk bebas dan
sebagian kecil dalam bentuk esterfosfat.
riboflavin bebas tidak dapat melewati placenta.
2.2.3.
Vitamin B3 (Niasin)
Niasin merupakan
nama
generik untuk asam nikotinat dan nikotinamida yang berfungsi sebagai sumber vitamin
tersebut
dalam makanan .Asam nikotinat merupakan derivat
asam monokarboksilat dari
piridin. Bentuk aktif sari niasin adalah Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD+) dan
Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (
NADP+).
Nikotinat merupakan bentuk
niasin yang diperlukan untuk sintesis NAD+
dan NADP+ oleh enzim-enzim yangterdapat pada sitosol
sebagian besar sel.Karena
itu,setiap nikotinamida dalam
makanan, mula-mula mengalami deamidasi menjadi nikotinat. Dalam sitosol nikotinat diubah
menjadidesamido NAD+ melalui reaksi yang
mula-mula dengan 5- fosforibosil
–1-pirofosfat ( PRPP ) dan kemudian
melalui adenilasi dengan ATP.Gugus amido pada glutamin akan turut membentuk koenzim NAD +. Koenzim
ini bisa mengalami
fosforilasi
lebih lanjut sehingga
terbentuk NADP+.
Ø Metbolisme
vitamin B3
Nikotinamida
nukleotida dihridolisis menjadi nikotinamida dalam lumen usus. Kedua asam
nikotinat dan nikotinamida diserap dari usus kecil dengan proses saturable yang
tergantung pada keberadaan natrium.
Nikotinat
dan nikotinamida dimetabolisme melalui jalur yang berbeda. Asam nikotinat tidak
langsung dimetabolisme untuk nikotinamida. Itu mengalami sejumlah langkah
metabolisme untuk menghasilkan NAD+, yang pada gilirannya dapat
dikonversi, untuk nikotinamida. Sebaliknya, nikotinamida bisa langsung
dikonversi keasam nikotinat. Asam nikotinat dimetabolisme menjadi asam
nikotinat mononukleotida (NicMN, asam nikotinat ribonukleotida). NicMN diubah
menjadi asam nikotinat adenin dinukleotida (NiCad). Selanjutnya NiCad diubah
menjadi NAD+. Nikotinamida
diubah menjadi asan nikotinat melalui enzim.
2.2.4.
Vitamin B3 (Asam
Pantotenat)
Asam pantotenat
dibentuk melalui penggabungan asam pantoat dengan alanin. Asam pantoneat aktif adalah Koenzim A (Ko A ) dan Protein Pembawa Asil
(ACP). Asam pantoneat
dapat
diabsorbsi
dengan
mudah dalam
intestinum dan selanjutnya mengalami fosforilasi oleh ATP
hingga terbentuk 4'- fosfopantoneat .
penambahan sistein dan pengeluaran gugus karboksilnya mengakibatkan penambahan netto tiotanolamina sehingga menghasilkan
4' – fosfopantein, yakni
gugus prostetik pada ko A dan ACP . Ko A mengandung
nukleotida adenin . Dengan
demikian 4' –fosfopantein akan mengalami adenilasi oleh ATP hingga terbentuk
defosfo koA . Fosforilasi akhir terjadi pada ATP dengan menambahkan gugus fosfat pada gugus 3 –
hidroksil dalam moitas ribose untuk menghasilkan ko
A.
Metabolisme vitamin B5:
Sekitar 85% dari asam
pantotenat dari makanan bertindak sebagai CoA atau fosfopantethein.
Fosfopantethein mengalami hidrolisis dalam lumen usus. Sel mukosa usus memiliki
aktivitas panteteinase tinggi dan cepat menghidrolisis pantetein menjadi asam
pantotenat bebas. Sedangkan penyerapan asam pantotenat dalam usus menggunaka
pengangkut sejenis natrium. Pengangkut asam pantotenat ada seluruh pencernaan.
Jaringan lain mengambil asam pantotenat dari peredaran dengan mekanisme yang
sama. Mekanisme transportasi biasanya tidak jenuh, sehingga serapan pantotenat
kedalam jaringan akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi plasma.
2.2.5.
Vitamin B6
Vitamin B6 terdiri atas derivat piridin yang berhubungan erat yaitu piridoksin,
piridoksal serta piridoksamin dan
derivat fosfatnya yang bersesuaian.
Bentuk aktif dari vitamin B6 adalah piridoksal fosfat, di mana semua bentuk
vitamin B6 diabsorbsi dari dalam
intestinum , tetapi hidrolisis tertentu
senyawa-senyawa ester
fosfat terjadi selama proses
pencernaan .Piridksal fosfat merupakan bentuk utama yang diangkut dalam plasma . Sebagian besar jaringan mengandung
piridoksal
kinase yang
dapat
mengkatalisis reaksi fosforilasi
oleh ATP terhadap
bentuk vitamin yang belum
terfosforilasi menjadi masing- masing
derivat ester fosfatnya. Piridoksal fosfat merupakan koenzim pada beberapa
enzim
dalam
metabolisme asam aimno pada proses transaminasi, dekarboksilasi atau aktivitas aldolase. Piridoksal fosfat juga terlibat dalam proses glikogenolisis yaitu pada enzim yang memperantarai proses pemecahan glikogen.
Ø Metabolisme
vitamin B6
Bentuk
utanma dari B6 dalam jaringan adalah peridoksal-5-fosfat (PLP) dan
peridoksamin-5- fosfat ( PMP).
Penyerapan diusus melibatkan hidrolisis dimediasi-fosfatase diikuti oleh
tranportasi dari bentuk nonterfosforilasi kedalam sel mukosa. Transportasinya
adalah dengan mekanisme difusi pasif.
Vitamin
B6 diserap dalam jejenum dan ileum dengan pola difusi pasif. Penyerapan PLP dan
PMP melibatkan defosforilasi yang dikatalisasi oleh alkali fosfastase. Produk
metabolisme vitamin B6 diekskresikan dalam urin, produk yang utama adalah asam
4-piridoxik. Diperkirakan 40-60% dari vitamin B6 yang dikonsumsi dioksidasi
menjadi asam 4-piridoxik. Sejumlah kecil vitamin B6 juga diekskresikan dalam
feses.
2.2.6.
Biotin
Biotin merupakan
derivat imidazol yang tersebar
luas dalam
berbagai makanan alami. Karena sebagian
besar kebutuhan manusia
akan biotin dipenuhi
oleh sintesis dari bakteri intestinal, defisiensi biotin tidak
disebabkan oleh defisiensi dietarik biasa tetapi oleh
cacat dalam penggunaan. Biotin merupakan
koenzim pada berbagai enzim karboksilase.
Gejala defisiensi biotin adalah depresi,
halusinasi, nyeri otot dan dermatitis. Putih telur mengandung suatu
protein yang labil terhadap panas yakni avidin. Protein
ini akan bergabung kuat dengan
biotin sehingga mencegah penyerapannya dan menimbulkan
defisiensi biotin. Komsumsi telur
mentah
dapat menyebabkan
defisiensi biotin.Tidak adanaya
enzim holokarboksilase sintase
yang
melekatkan
biotin pada residu lisin apoenzim
karboksilat, juga
menyebabkan
gejala defisiensi biotin, termasuk akumulasi
substratdari enzim-enzim yang tergantung pada biotin (piruvat karboksilase, asetyl ko
A karboksilase, propionil ko A karboksilase dan ß –
metilkrotonil ko A ). Pada sebagian kasus
, anak-anak dengan defisiensi ini juga menderita
penyakit defisiesi kekebalan.
2.2.7.
Vitamin B12
Vitamin B12 (kobalamin) mempunyai struktur cincin yang kompleks (cincin corrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang pada cincin ini ditambahkan ion kobalt di
bagian
tengahnya. Vitamin
B12
disintesis secara
eksklusif oleh mikroorganisme. Dengan
demikian, vitamin
B12 tidak terdapat dalam tanaman kecuali bila tanaman tersebut terkontaminasi vitamin B12 tetapi tersimpan pada binatang di dalam hati temapat vitamin B12 ditemukan dalam bentuk metil kobalamin,adenosyl kobalamin, dan
hidroksi kobalamin.
Absorbsi intestinal vitamin B12 terjadi dengan perantaraan
tempat-tempat reseptor dalam ileum yang memerlukan pengikatan vitamin B12, suatu glikoprotein
yang sangat spesifik yaitu faktor intrinsik yang
disekresi
sel-sel parietal pada
mukosa lambung.. Setelah diserap vitamin
B12
terikat dengan protein plasma
transkobalamin II untuk pengangkutan ke
dalam jaringan. Vitamin B12 disimpan dalam hati terikat dengan transkobalamin I.
Koenzim vitamin B12 yang aktif adalah metil
kobalamin dan deoksiadenosil kobalamin. Metil kobalamin
merupakan
koenzim
dalam
konversi Homosistein
menjadi
metionin dan juga konversi
Metiltetrahidrofolat menjadi
tetrafidrofolat.
Deoksiadenosi lkobalamin adalah koenzim untuk konversi metilmalonil Ko A menjadi suksinil
Ko A.
Ø Metabolisme
vitamin B12
Vitamin
B12 diserap oleh difusi di intestinalmucosa dalam jumlah yang sangat kecil.
Penyerapan vitamin B12 adalah dengan cara terikat dengan protein yang mengikat
spesifik dalam lumen usus. Penyerapan vitamin B12 dengan cara terikat pada
protein ini disebut faktor intrisik, selain faktor intrisik yaitu faktor
ekstrinsik. Faktor ekstrinsik adala faktor untuk menjadi vitamin B12 atau
memproduksi faktor intrinsik atau disebut juga endogen. Sedangkan faktor
intrinsik adalah glikoprotein disekresikan oleh sel-sel parietal lambung dan
bersmaan dengan sekresi asam klorida.
Asam
lambung memiliki peran dalam proses pencernaan dan penyerapan vitamin B12.
Selanjutnya vitamin B12 mengikat kobalofilin dilambung. Kobalofilin adalah
kelompok protein antigenik yang relatif tidak spesifik dan mengikat korinoid.
Dalam duodenum, kobalofilin dihidrolisis, melepaskan vitamin B12 dab vitamin
B12 menjadi terikat faktor intrinsik.
Pada
saat protein mengikat vitamin, protein mengalami perubahan konformasi, sehingga
terjadi dimerisasi. Vitamin B12 diserap sepertiga dari distal ileum oleh media
reseptor endositosis. Dalam sel mukosa ileum, vitamin B12 dilepaskan oleh
lisosom proteolisis dari faktor intrinsik dan selanjutnya terikat menjadi
transkobalamin II. Vitamin B12 terikat protein disitesis di enterosit. Saat
vitamin B12 memasuki sirkulasi transkobalamin II, ada jumlah yang relatif besar
apotranskobalamin II dalam sirkulasi dan parenteral. Waktu paruh dari
holotranskobalamin II dalam plasma adalah 1,5 jam.
2.2.8. Vitamin B9 (Asam Folat)
Nama generiknya adalah folasin . Asam folat ini terdiri dari basa pteridin yang
terikat dengan satu molekul masing-masing asam
P- aminobenzoat acid (PABA ) dan asam
glutamat. Tetrahidrofolat merupakan
bentuk asam folat yang aktif. Makanan
yang mengandung asam folat akan dipecah oleh enzim-enzim usus spesifik menjadi monoglutamil folat agar bisa
diabsorbsi.
kemudian oleh adanya enzim folat
reduktase sebagian besar derivat
folat akan direduksi menjadi tetrahidrofolat
dala sel intestinal yang menggunakan
NADPH sebagai donor ekuivalen pereduksi.
Tetrahidrofolat
ini merupakan pembawa
unit-unit satu karbon
yang aktif dalam berbagai reaksi oksidasi yaitu metil,
metilen, metenil,
formil dan formimino.
Semuanya bisa dikonversikan.
Serin merupakan
sumber utama unit satu karbon dalam
bentuk gugus
metilen yang
secara reversible
beralih kepada tetrahidrofolat hingga terbentuk
glisin dan N5, N10 – metilen
–
H4folat yang mempunyai peranan sentral dalam metabolisme unit satu karbon. Senyawa di atas dapat
direduksi menjadi N5 – metil – H4folat yang
memiliki peranan
penting dalam metilasi homosistein menjadi metionin dengan melibatkan metilkobalamin sebagai kofaktor.
Ø
Metabolisme vitamin B9:
Dalam
lumen usus konjugat folat yang dihidrolisis oleh suatu enzim glutamat
karboksipeptidase (juga disebut dengan konjugase). Enzim ini tergantung zat
seng yang berasal dari cairan pankreas, empedu, selaput pembatas mukosa, dan lisosom
dari enterosit dan sel-sel lain.
Vitamin
B9 bebas yang dibentuk dari proses konjugase diserap dengan mekanisme media
pembawa jejenum. Namun, folat yang ada terutama dalam susu terikat dengan
protein. Kompleks protein-folat diserap utuh, terutama di ileum, oleh sebuah
mekanisme yang berbeda dari sistem transpomasi jejenum. Kompleks vitamin B9
yang terikat dengan protein dalam sistem tanspormasi jejunum akan diubah
menjadi vitamin B9 bebas.
2.2.9.
Vitamin C (Asam
Askorbat)
Bentuk aktif vitamin
C adalah asam askorbat itu sendiri dimana fungsinya
sebagai donor ekuivalen pereduksi dalam sejumlah reaksi penting tertentu. Asam askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat ,yang dengan sendirinya dapat bertindak sebagai sumber vitamin tersebut.
Asam askorbat merupakan zat pereduksi dengan potensial hydrogen sebesar +0,008
V, sehingga membuatnya mampu untuk mereduksi senyawa-senyawa seperti
oksigen molekuler, nitrat, dan sitokrom a serta c. Mekanisme kerja asam askorbat
dalam banyak aktivitasnya masih belum jelas, tetapi proses di bawah ini membutuhkan asam askorbat :
-
Hidroksilasi
prolin dalam sintesis kolagen.
- Proses penguraian tirosin, oksodasi
P-hidroksi
–fenilpiruvat
menjadi
homogentisat memerlukan vitamin C
yang bisa mempertahankan keadaan tereduksi pada ion tembaga yang diperlukan
untuk memberikan aktivitas maksimal.
- Sintesis epinefrin dari tirosin pada tahap dopamine-hidroksilase.
- Pembentukan asam empedu pada
tahap awal 7 alfa – hidroksilase
-
Korteks adrenal mengandung sejumlah besar vitamin C yang
dengan cepat akan terpakai habis kalau kelenja tersebut dirrangsang ole hormon
adrenokortikotropik.
- Penyerapan besi
digalakkan secara bermakna oleh adanya vitamin C.
- Asam askorbat dapat bertindak sebagai antioksidan umum yang larut dalam air dan dapat menghambat pembentukan nitrosamin dalam proses pencernaan.
Ø Metabolisme vitamin C:
Metabolisme vitamin C terdiri dari oksidasi, ekskresi,
dan regenerasi. Hasil oksidasi vitamin C yang pertama adalah radikal bebas
askorbil yang biasa berubah secara reversibel menjadi bentuk vitamin C kembali
atau akan mengalami oksidasi ireversibel menjadi dehidro-L-ascorbid acid.
Vitamin C dapat juga mengalami oksidasi setelah bereaksi dengan vitamin E tau
radikal urat.
Vitamin C dapat diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula
secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk keperedaran darah melalui
vena porta. Rata-rata absorbsi adalah 90% untuk konsumsi antara 20-120 mg
sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 mg (sebagai pil) hanya diabsorbsi sebanyak 16%.
Vitamin C kemudian dibawa kesemua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah
didalam jaringan adrenal, pituitari, dan retina.
2.3. Vitamin Larut Lemak
Beberapa vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E dan
K, yang hanya mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Vitamin yang
larut lemak atau menyak jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh tubuh, melainkan
akan disimpan.
Proses metabolismenya:
Proses pencernaan makanan, baik didalam lambung maupun
usus halus akan membantu melepas vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh
usus. Vitamin larut lemak diserap didalam usus bersama dengan lemak atau minyak
yang dikonsumsi. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan
kemudian didalam dinding usus digabungkan dengan kilonmikron yang kemudian diserap
sistem limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk
ditransportasikan kehati.
2.3.1.
Vitamin A
Vitamin A atau retinal
merupakan senyawa poliisoprenoid yang mengandung
cincin sikloheksenil. Vitamin A . Vitamin A merupakan istilah generik untuk
semua senyawa dari sumber hewani
yang memperlihatkan aktivitas biologik vitamin A.
senyawa-senyawa twersebut adalah retinal,
asam retinoat dan retinal.Hanya retinol
yang memiliki aktivitas penuh vitamin A, yang lainnya hanya mempunyai sebagian
fungsi vitamin A.
Vitamin A mempunyai
provitamin yaitu karoten.Pada sayuran vitamin A
terdapat sebagai provitamindalam bentuk pigmen berwarna kuning ß karoten, yang terdiri atas dua molekul retinal yang dihubungkan pada
ujung aldehid rantai karbonnya.Tetapi karena ß karoten tidak mengalami metabolisme yang efisien ,maka ß karoten mempunyai efektifitas sebagai
sumber vitamin A hanya seper sepuluh
retinal.
Ester retinal yang terlarut dalam lemak makanan akan terdispersi di dalam getah empedu dan dihidrolisis di dalam lumen intestinum diikuti oleh penyerapan langsung
ke dalam epitel intestinal. ß – Karoten yang dikomsumsi mungkin dipecah
lewat reaksi oksidasi oleh enzim ß – karoten dioksigenase .Pemecahan ini menggunakan
oksigen molekuler, digalakkan
dengan adanya garam-garam empedu dan menghasilkan 2 molekul
retinaldehid ( retinal ). Demikian pula ,di
dalam mukosa intestinal ,retinal
direduksi menjadi
retinal oleh enzim spesifik
retinaldehid reduktase
dengan menggunakan NADPH.
Retinal dalam frahsi yang kecil teroksidasi menjadi
asam retinoat . Sebagian
besar retinal mengalami esterifikasi dengan
asam-asam lemak dan menyatu ke dalam kilomikron limfe yang masuk ke dalam aliran darah.Bentuk ini kemudian
diubah menjadi fragmen kilomikron yang diambil oleh hati bersama-sama dengan kandungan retinolnya .
Di dalam hati, vitamin A disimpan dalam
bentuk ester di dalam liposit, yang mungkin sebagai suatu kompleks lipoglikoprotein.Untuk pengngkutan ke jaringan,
vitamin A dihidrolisis dan retinal yang terbentuk terikat dengan protein pengikat aporetinol
( RBP
).Holo- RBP yang dihasilkan diproses dalam apparatus
golgi dan disekresikan ke dalam plasma .Asam retinoat diangkut dalam plasma dalam
keadaan terikat dengan albumin.Begitu
di dalam sel-sel ekstrahepatik , retinal
terikat dengan
protein pengikat
retinol seluler (CRBP) .Toksisitaas
vitamin A
terjadi setelah kapasitas
RBP
dilampaui dan sel-sel tersebut terpapar
pada retinal yang
terikat.
Retinal dan
retinal mengalami interkonversi dengan adanya enzim-enzim
dehidrogenase atau reduktase
yang memerlukan NAD atau NADP di dalam banyak
jaringan. Namun demikian, begitu
terbentuk dari retinal, asam retinoat tidak dapat
diubah kembali menjadi retinal atau menjadi
retinal.Asam retinoat dapat mendukung pertumbuhan dan
differensiasi,
tetapi tidak dapat menggantikan
retinal dalam peranannya pada penglihatan atau pun retinal dalam dukungannya pada system reproduksi.
Retinol setelah diambil oleh CRBP diangkut ke dalam sel dan terikat dengan protein nucleus,di
dalam nucleus inilah retinal terlibat dalam pengendalian ekspresi
gen-gen tertentu,
sehingga retinal bekerja menyerupai hormon steroid.
Retinal merupakan kompoenen pigmen visual
rodopsin,yang mana rodopsin terdapat dalam sel-sel batang retina yang bertanggung jawab atas penglihatan pada saat
cahaya kurang terang. 11 – sis – Retinal yaitu isomer all – transretinal,terikat secara spesifik pada protein visual opsin hingga terbentuk rodopsin.Ketika
terkena cahaya, rodopsin
akan terurai serta mambentuk all-trans
retinal
dan
opsin. Reaksi ini disertai dengan perubahan bentuk yang menimbulkan
saluran ion kalsium dalam membran
sel batang. Aliran masuk ion-ion
kalsium yang cepat akan memicu impuls syaraf sehingga memungkin
cahaya masuk ke otak.
Asam retinoat turut serta dalam
sintesis
glikoprotein. Hal ini
dapat dijelaskan
bahwa asam retinoat bekerja dalam menggalakkan pertumbuhan dan
differensiasi jaringan.
Retinoid dan karotenoid memiliki aktivitas antikanker.Banyak penyakit kanker pada manusia timbul dalam jaringan epitel yang tergantung pada retinoid untuk berdifferensiasi seluler yang normal .ß–karoten
merupakan zat antioksidan dan mungkin mempunyai
peranan dalam menangkap radikal bebas peroksi
di dalam
jaringan dengan tekanan parsial oksigen yang rendah. Kemampuan
ß–karoten bertindak sebagai antioksidan disebabkan oleh stabilisasi radikal bebas
peroksida di dalam struktur alkilnya yang
terkonjugasi. Karena ß – karoten efektif pada
konsentrasi oksigen yang
rendah, zat provitamin ini
melengkapi
sifat-sifat antioksidan yang dimiliki vitamin E yang efektif dengan konsentrasi oksigen yang
lebih tinggi.
Kekurangan atau defisiensi vitamin A disebabkan oleh malfungsi
berbagai mekanisme seluler yang di dalamnya turut berperan senyawa- senyawa retinoid. Defisiensi vitamin
A terjadi gangguan kemampuan penglihatan
pada senja hari (buta
senja). Ini terjadi karena ketika simpanan vitamin A dalam hati hampir habis.
Deplesi selanjutnya menimbulkan keratinisasi
jaringan
epitel
mata,
paru-paru,traktus gastrointestinal dan genitourinarius, yang
ditambah lagi dengan pengurangan sekresi mucus. Kerusakan jaringan mata,
yaitu seroftalmia akan menimbulkan kebutaan. Defisiensi vitamin A terjadi terutama dengan dasar diet
yang
jelek dengan kekurangan
komsumsi sayuran, buah yang
menjadi sumber provitami A.
Ø
Metabolisme
vitamin A:
Absorbsi vitamin larut lemak yang normal ditentukan oleh
absorbsi normal dari lemak. Gangguang absorbsi lemak yang disebabkan oleh
gangguan sistem empedu akan menyebabkan gangguan absorbsi vitamin-vitamin yang
larut lemak. Setelah diabsorbsi, vitamin ini dibawa ke hepar atau dalam
jaringan lemak. Didalam darah vitamin lemak diangkut oleh lipoprotein atau
protein pengikat spesifik, dan karena tidak larut dalam air, maka ekskresinya
lewat empedu yang dikeluarkan bersama-sama feses.
2.3.2.
Vitamin D
Vitamin D merupakan
prohormon steroid.Vitamin ini
diwakili oleh sekelompok
senyawa steroid yang terutama terdapat
pada hewan, tetapi juga terdapat
dalam tanaman serta ragi. Melalui berbagai proses metabolic,vitamin D dapat menghasilkan suatu hormon yaitu Kalsitriol, yang mempun yai
peranan sentral dalam metabolisme kalsium dan fosfat.
Vitamin D dihasilkan
dari provitamin
ergosterol dan
7- dehidrokolesterol. Ergosterol terdapat
dalam tanaman dan 7–dehidrokolesterol
dalam tubuh hewan.
Ergokalsiferol
(vitamin D2) terbentuk dalam tanaman,
sedangkan di
dalama tubuh hewan akan terbentuk kolekalsiferol (vitamin D3) pada kulit yang terpapar cahaya.Kedua bentuk
vitamin tersebut mempunyai potensi yang sama ,yaitu masing-
masing dapat menghasilkan kalsitriol
D2 dan D3.
Vitamin D3 ataupun D2 dari makanan diekstraksi dari dalam darah ( dalam
keadaan terikat
dengan
globulin
spesifik),
setelah absorbsi
dari
misel dalam
intestinum. Vitamin tersebut
mengalami hidroksilasi pada posisi –25 oleh enzim vitamin D3 – 25 hidroksikolekalsiferol,yaitu
suatu enzim pada retikulum endoplasmic
yang dianggap membatasi kecepatan reaksi. 25- hidroksi D3 merupakan bentuk utama vitamin
D dalam sirkulasi darah dan bentuk cadangan yang
utama dalam hati.
Dalam tubulus
ginjal, tulang dan plasenta, 25–hidroksiD3 selanjutnya mengalami hidroksilasi dalam posisi 1 oleh enzim 25–hidroksiD3 1- hidroksilase, yakni suatu
enzim mitokondria. Hasilnya adalah 1,25–dihidroksi D3 ( kalsitriol ), yaitu metabolit vitamin D yang paling poten. Produksi hasil ini diatur oleh konsentrasinya
sendiri, hormon paratiroid
dan fosfat dalam serum.
Defisiensi
atau kekurangan vitamin D
menyebabkan penyakit rakitis terdapat pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa.
Kelainan disebabkan oleh pelunakan tulang yang
terjadi akibat kekurangan kalsium dan fosfat. Ikan berlemak, kuning telur dan hati merupakan sumber vitamin D yang
baik.
Ø
Metabolisme
vitamin D:
Vitamin D dimetabolisme menjadi dua zat yang berbeda
dalam tubuh yaitu 25-hydroxyvitamin D dan 1,25-dihydroxyvitamin D. Di hati vitamin D dimetabolisme menjadi 25(OH)D oleh
mitokondria hati dan enzim mikrosom yang memiliki waktu paruh 21 hari.
Pembuatan 25(OH)D dihati diatur oleh mekanisme umpan balik yakni peningkatan
konsumsi diet dan produksi endogen vitamin D3.
Setelah pembentukan dihati vitamin akan dibawa ke ginjal
oleh protein pengikat vitamin D dan mendapat tambahan C1 dan C24. Aktivitas
25(OH)D dimitokondria ginjal ditingkatkan oleh hilpokasemia dengan meningkatkan
konversi 25(OH)D menjadi 1,25(OH)2D. Hilpokasemia tidak mengontrol proses ini
secara langsung.
2.3.3.
Vitamin E
Ada beberapa
jenis tokoferol dalam bentuk alami .Semuanya merupakan 6-
hidroksikromana atau tokol yang tersubsitusi
isoprenoid.
Penyerapan aktif lemak
meningkatkan absorbsi
vitamin E. Gangguan penyerapan lemak dapat menimbulkan defisiensi
vitamin E. Vitamin
E di dalam darah diangkut oleh lipoprotein, pertama- tama lewat penyatuan ke dalam kilomikron yang mendistribusikan vitamin ke jaringan yang mengandung lipoprotein lipase serta ke hati dalam fragmen sisa kilomikron, dan
kedua, lewat pengeluaran dari dalam hati dalam lipoprotein berdensitas sangat rendah ( VLDL ). Vitamin E
disimpan dalam jaringan adiposa Vitamin E (tokoferol)
bertindak sebagai antioksidan dengan
memutuskan berbagai reaksi rantai radikal bebas sebagai akibat kemampuannya
untuk
memindahkan hydrogen fenolat
kepada radikal bebas perksil dari asam lemak tak jenuh ganda yang telah
mengalami
peroksidasi . Radikal bebas fenoksi
yang terbentuk kemudian bereaksi
dengan radikal bebas peroksil selanjutnya. Dengan demikian α – tokoferol tidak mudah terikat dalam
reaksi oksidasi yang reversible, cincin kromana dan rantai samping akan teroksidasi menjadi produk non radikal bebas.
Defisiensi atau kekurangan
vitamin E dapat menimbulkan anemia pada bayi yang
baru lahir. Kebutuhan akan vitamin E meningkat
bersamaan dengan semakin besarnya masukan lemak tak- jenuh ganda.
Asupan minyak mineral, kerpaparan terhadap oksigen (seperti dalam tenda oksigen ) atau berbagai penyakit yang
menyebabkan tidak efisiennya penyerapan
lemak akan menimbulkan defisiensi vitamin E
yang menimbulkan gejala neurology.
Vitamin E dirusak
oleh pemasakan dan pengolahan makanan yang bersifat komersial,termasuk pembekuan. Benih gandum, minyak biji bunga matahari
serta biji sfflower,
dan minyak jagung serta kedelai, semuanya
merupakan sumber vitamin E yang baik.
Ø
Metabolisme
vitamin E:
Ester vitamin E yang terdapat didalam bahan makanan,
dihidrolisis oleh enzim lipase dari sekresi pankreas dan vitamin E yang
dibebaskan diserap bersama lipid dan asam lemak hasil pencernaan. Vitamin E
mempergunakan misel yang dibentuk oleh asam lemak dan garam empedu sebagai
carrer dalam proses penyerapan. Setelah diserap, transpor lebih lanjut dalam
cylomikron melalui jalur ductus tharoraciccus pada mamalia.
Didalam darah vitamin E ditranspor oleh lipoprotein.
Vitamin E terdapat dalam jaringan lemak, meskipun tidak jelas apakah disitu
sebagai timbunan cadangan atau karena sifat alrut lemak saja. Metabolisme
vitamin E ditemukan didalam tinja maupun didalam urin.
2.3.4.
Vitamin K
Vitamin
yang tergolong ke dalam
kelompok vitamin K adalah naftokuinon
tersubsitusi – poliisoprenoid. Menadion ( K3 ), yaitu senyawa induk seri vitamin K,
tidak ditemukan dalam bentuk
alami tetapi jika diberikan, secara in vivosenyawa ini akan mengalami alkilasi menjadi salah satu menakuinon ( K2 ).
Filokuinon ( K1 )
merupakan bentuk utama vitamin K yang
ada dalam tanaman. Menakuinon – 7 merupakan salah satu dari
rangkaian bentuk tak jenuh
polirenoid dari vitamin K yang ditemukan dalam jaringan binatang dan disintesis
oleh bakteri dalam
intestinum.
Penyerapan vitamin K memerlukan penyerapan lemak yang normal. Malabsorbsi lemak merupakan penyebab paling sering timbulnya defisiensi vitamin K.
derivat vitamin K dalam bentuk alami
hanya diserap bila ada garam-garam empedu, seperti lipid lainnya, dan didistribusikan
dalam aliran darah lewat system
limfatik dalam kilomikron.
Menadion, yang
larut dalam air , diserap bahkan
dalam keadaan tanpa adanya garam-garam empedu, dengan melintas langsung ke dalam vena porta hati .
Vitamin
K ternyata terlibat dalam pemeliharaan kadar normal factor pembekuan
darah II, VII, IX dan X, yang semuanya disintesis di dalam hati mula-mula sebagai precursor
inaktif.
Vitamin
K
bekerja
sebagai kofaktor enzim
karboksilase
yang
membentu residu γ – karboksiglutamat dalam protein precursor.
Reaksi karboksilase yang
tergantung vitamin K terjadi dalam retikulum endoplasmic banyak jaringan dan memerlukan oksigen
molekuler, karbondioksida serta hidrokuinon ( tereduksi ) vitamin K dan di dalam siklus ini, produk 2,3 epoksida dari reaksi karboksilase diubah oleh enzim 2,3 epoksida reduktase menjadi bentuk kuinon vitamin K dengan
menggunakan zat pereduksi ditiol yang
masih belum teridentifikasi.Reduksi
selanjutnya bentuk kuinon menjadi hidrokuinon oleh NADH melengkapi
siklus vitamin K
untuk menghasilkan
kembali bentuk aktif vitamin tersebut.
Vitamin K tersebar luas
dalam jaringan tanaman dan hewan yang digunakan sebagai bahan makanan dan produksi vitamin K oleh mikroflora intestinal pada hakekatnya menjamin tidak terjadinya defisiensi vitamin K.
Namun kekurangan bisa terjadi pada bayi terbukti
adanya Penyakit perdarahan pada bayi baru lahir ditandai dengan kecenderungan
dapat mengalami suatu perdarahan, merupakan bentuk dasar dari kekurangan
suatu vitamin K.Hal ini terjadi karena plasenta tidak mengantarkan lemak
dan vitamin K dengan baik. Fungsi hati dari bayi baru lahir masih belum matang
untuk menghasilkan faktor-faktor pembekuan darah yang cukup (faktor pembekuan
adalah protein dalam darah yang memudahkan pembekuan dan memerlukan vitamin K).
Usus tidak memiliki bakteri yang menghasilkan vitamin K selama hari-hari
pertama, ASI hanya sedikit mengandung vitamin K. Suatu suntikan vitamin K
seharusnya diberikan pada bayi baru lahir untuk melindungi bayi dari penyakit
ini. Bayi yang mendapatkan ASI, yang belum mendapatkan suntikan vitamin K pada
saat lahir, sangat rentan terhadap kekurangan vitamin K.
Pada dewasa, kekurangan dapat terjadi karena minimnya
konsumsi sayuran atau mengonsumsi antobiotik terlalu lama. Antibiotik
dapat membunuh bakteri menguntungkan dalam usus yang memproduksi vitamin K.
Terkadang kekurangan vitamin K disebabkan oleh penyakit liver atau masalah pencernaan
Kekurangan vitamin tersebut dapat pula terjadi pada seseorang yang
mengalami gangguan aborbsi lemak dan mengonsumsi antibiotika. Konsumsi aspirin
berlebihan dapat mencegah pembekuan darah. Kelebihan vitamin K dapat terjadi
bila diberikan dalam bentuk sintetik metadion. Ini terjadi hanya pada orang
yang menerima pengganti vitamin K larut air. Gejala kelebihan vitamin
tersebut antara lain terjadi hemolisis darah merah, sakit kuning, dan kerusakan
pada otak.
Ø
Metabolisme
vitamin K
Sebesar 50-80% vitamin K diabsorpsi di usus
halus dengan bantuan empedu dan cairan pancreas. Kemudian, diikatkan dengan
kilomikron dan diangkut melalui system limfe di hati.
Dari hati, vitamin K diangkut terutama oleh
lipoprotein VLDL di dalam plasma ke sel-sel tubuh. Vitamin K terutama
dihubungkan dengan membrane sel, yaitu dengan reticulum endoplasma dan
mitokondria. Taraf vitamin K dalam serum meningkat pada hiperlipidemia,
terutama pada trigliseridenia. Hal-hal yang menghambat absorbsi lemak akan
menurunkan absorbsi vitamin K. Dalam keadaan normal, sebanyak 30-40% vitamin K
yang diabsorbsi dikeluarkan melalui empedu, dan 15% melalui urine sebagai
metabolic larut air. Simpanan vitamin K di dalam tubuh tidak banyak dan
penggantinya terjadi cepat. Simpanan di hati 10% dalam bentuk filokinon dan
sebesar 90% sebagai menakinon. Namun, kebutuhan akan vitamin K tampaknya tidak
dapat hanya dipenuhi dari sintesis menakinon, akan tetapi sebagian perlu
didatangkan dari makanan
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Vitamin adalah suatu
zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi
untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia,
hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapatmelakukan aktifitas hidup dan
kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada
tubuh kita.
Vitamin
yang larut dalam air, meliputi vitamin B dan C. Proses metabolismenya yaitu: Proses pencernaan makanan,
baik didalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari
makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut air langsung diserap melalui
saluran darah dan ditransportasikan ke hati.
Vitamin
yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A, D, E, dan K. Golongan vitamin yang
larut dalam lemak disebut alosterin. Proses metabolismenya yaitu: Proses pencernaan makanan,
baik didalam lambung maupun usus halus akan membantu melepas vitamin dari
makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap didalam usus
bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi. Vitamin larut lemak akan
diserap secara difusi pasif dan kemudian didalam dinding usus digabungkan
dengan kilonmikron yang kemudian diserap sistem limfatik, baru kemudian
bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan kehati.
3.2 SARAN
Diharapkan
kepada pembaca agar memberikan kritikan dan saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini dan juga untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
kita. Semoga dengan adanya makalah ini bisa berguna untuk kita semua.
Daftar Pustaka
Marks, D. 2000. Biokimia Kedokteran
Dasar. Jakarta: EGC
T,Kurniati dkk. Metode Analisis Vitamin.Diakses dari https://books.google.co.id/books?id=ou1eOU4oJKUC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false.
Diakses pada 21 Agustus 2017
Rusdiana.Vitamin.Diakses dari https://www.academia.edu/8749965/Metode_Analisis_Vitaminhttp://library.usu.ac.id/download/fk/biokimia-rusdiana2.pdf.diakses
pada 21 Agustus 201
Casinos Near Casinos Near Casinos - MapYRO
BalasHapusA map showing casinos 밀양 출장안마 and other 김해 출장샵 gaming facilities located near Casinos, located in at 1410 Casino Dr, 평택 출장마사지 (904) 704-7133 (904) 익산 출장안마 777-1000. 밀양 출장안마