BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Metabolisme
adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) za-zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat
menjalankan fungsinya.
Metabolisme juga dapat diartikan
sebagai proses pengolahan
(pembentukan dan penguraian
(Katabolisme dan Anabolisme) zat-zat yang diperlukan
oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Kelainan
Metabolisme adalah keadaan tubuh yang tidak mampu menjalankan
proses metabolisme karena sesuatu dan lain hal. Yang paling berpengaruh bisa atau ketidak bisaan tubuh ialah disebabkan
oleh kelainan tidak
memiliki suatu enzim yang diperlukan
untuk membantu metabolisme.
Kelainan metabolisme seringkali
disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan
hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu proses metabolisme. Karbohidrat
adalah gula, diantaranya adalah glukosa, sukrosa dan fruktosa.Beberapa gula (misalnya sukrosa) harus diproses
oleh enzim di dalam
tubuh sebelum bisa digunakan sebagai
sumber energi. Jika enzim yang
diperlukan tidak ada, maka gula akan
tertimbun dan menimbulkan masalah kesehatan.
Karbohidrat
juga berperan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya warna, rasa, tekstur dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh karbohidrat berguna
untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan
protein yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk metabolisme lemak dan protein.
Cakupan biologi molekuler begitu
luas dan perkembangannya begitu cepat, sehingga tidaklah mudah untuk memberikan
gambaran menyeluruh mengenai cabang ilmu ini dalam bentuk makalah singkat.
Biologi molekuler muncul sebagai kelanjutan dua cabang ilmu yang sudah ada
sebelumnya, yaitu genetika dan ilmu biokimia. Para pakar bersepakat bahwa
biologi molecular ditandai dengan penemuan struktur heliks ganda DNA oleh
Watson dan Crick pada tahun 1953. Penemuan ini didahului oleh penemuan penting
sebelumnya, antara lain penemuan gen oleh Mendel (1853), pembuktian bahwa gen
terdapat dalam kromosom oleh Morgan dkk (1910-1915), dan akhirnya penemuan bahwa
gen adalah DNA oleh Avery, Mcleod dan McCarty (1944).
Genetika
adalah ilmu pewarisan faktor keturunan (hereditas). Ilmu genetika ini meliputi
studi tentang apa yang dimaksud dengan gen, bagaimana gen dapat membawa
informasi genetik, gen direplikasikan dan dilewatkan dari generasi ke ganerasi,
dan bagaimana gen dapat mengekspresikan informasi di dalam organisme yang akan
menentukan karakteristik organisme yang bersangkutan.
Informasi
genetik di dalam sel disebut genom. Genom sel diorganisasi di dalam kromosom.
Kromosom adalah suatu struktur yang mengandung DNA, dimana DNA secara fisik
membawa informasi herediter. Kromosom mengandung gen. Gen adalah segmen dari
DNA (kecuali pada beberapa virus RNA), dimana gen mengkode protein.
DNA adalah
makromolekul yang tersusun atas unit berulang yang disebut nukleotida. Setiap
nukleotida terdiri atas basa nitrogen adenine (A), timin (T), sitosin (cytosine,
C), atau guanine (G); deoksiribosa (suatu gula pentose) dan sebuah gugus
fosfat. DNA di dalam sel terdapat sebagai rantai panjang nukleotida yang
berpasangan dan membelit menjadi satu membentuk struktur helix ganda (double
helix). Kedua rantai terkait oleh ikatan organisme yang terdapat di antara
basa – basa nitrogennya. Pasangan basa selalu terdapat dalam pola spesifik
yaitu adenine selalu berpasangan dengan timin, dan sitosin selalu berpasangan
dengan guanine. Akibat pasangan basa yang spesifik ini, maka sekuens basa pada
satu rantai menentukan sekuens basa pada rantai pasangannya, sehingga kedua
rantai dikatakan saling komplementer. Informasi genetik dikode oleh sekuens –
sekuens basa disepanjang rantai DNA. Struktur komplementer juga memungkinkan
duplikasi presisi DNA selama proses pembelahan sel.
Mutasi adalah perubahan pada materi
genetik suatu makhluk yang terjadi secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar
bagi sumber variasi organisme hidup yang bersifat terwariskan (heritable).
Istilah mutasi pertama kali dipergunakan oleh Hugo de vries, untuk mengemukakan
adanya perubahan fenotip yang mendadak pada bunga oenothera lamarckiana dan
bersifat menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi karena adanya
penyimpangan dari kromosomnya. Seth wright juga melaporkan peristiwa mutasi
pada domba jenis Ancon yang berkaki pendek dan bersifat menurun.
Kanker adalah proliferasi sel yang tidak terkontrol, yang
tumbuh dengan cepat dan ada yang tumbuh lambat, tetapi semua sel tidak pernah
berhenti membelah. Kanker adalah klon, yaitu sekelompok sel dengan kelainan
kromosom yang mirip satu sama lain mempunyai asal usul yang bersifat klonal.
Kanker disebabkan adanya genom abnormal, yang terjadi karena ada kerusakan gen
yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Adanya genom abnormal ini
menimbulkan salah atur, lebih atau kurang aturan. Gen yang mengatur pertumbuhan
dan diferensiasi sel itu disebut protoonkogen dan supresor gen, terdapat pada semua kromosom dan banyak
jumlahnya. Protoonkogen yang telah mengalami perubahan sehingga dapat
menimbulkan kanker disebut onkogen. Kerusakan itu dapat terjadi pada saat
fertilisasi, tetapi umumnya setelah embryogenesis, setelah sel itu mengadakan
diferensiasi atau setelah dewasa.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa pengertian metabolisme
b) Apa peran metabolisme
c) Bagaimana keterkaitan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein
d) Apa pengertian asam nukleat
e) Bagaimana tingkatan struktur asam nukleat
f) Apa fungsi asam nukleat
g) Bagaimana peran enzim dalam replikasi DNA dan RNA
h) Apa saja dasar-dasar mutasi genetic dan kanker
1.2
Tujuan Penulisan
a) Untuk mngetahui pengertian dari
metabolisme
b) Untuk mengetahui peran metabolisme
c) Untuk mengetahui keterkaitan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein
d) Untuk mengetahui pengertian asam nukleat
e) Untuk mengetahui tingkatan struktur asam nukleat
f) Untuk mengetahui fungsi asam nukleat
g) Untuk mengetahui peran enzim dalam replikasi DNA dan RNA
h) Untuk mengetahui dasar-dasar mutasi genetic dan kanker
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metabolisme
Sel
merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan
aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Metabolisme adalah proses -proses
kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga
reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim
2.2 Peran
Metabolisme
Metabolisme berperan mengubah zat-zat makanan seperti:
glukosa, asam amino, dan asam lemak menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan
untuk proses kehidupan seperti: sumber
energi (ATP). Energi antara lain berguna untuk aktivitas otot, sekresi kelenjar, memelihara membran
potensial sel saraf dan sel otot,
sintesis substansi sel. Zat-zat lain yang berasal dari protein berguna
untuk pertumbuhan dan reparasi jaringan
tubuh. Hasil metabolisme tersebut kemudian
dimanfaatkan oleh tubuh untuk berbagai keperluan antara lain: sumber
energi, menggangti jaringan yang rusak,
pertumbuhan, dsb.
Metabolisme adalah seluruh reaksi biokimiawi yang terjadi di
dalam sel tubuh makhluk hidup. Metabolisme
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam proses yaitu anabolisme (penyusunan) dan katabolisme
(penguraian). Anabolisme adalah sintesis
makromolekul seperti protein, polisakarida, dan asam nukleat dari bahan-bahan
yang kecil. Proses sintesis demikian tidak dapat berlangsung tanpa adanya. masukan energi. Secara langsung atau tidak
langsung, ATP merupakan sumber energi bagi semua aktifitas anabolik di dalam
sel. Metabolisme memerlukan keberadaan enzim agar prosesnya berjalan cepat.
Hasil proses metabolisme berupa energi dan zat-zat lain yang diperlukan oleh
tubuh
2.3
Metabolisme
Karbohidrat
Karbohidrat tersusun atas untaian
molekul glukosa. Karbohidrat merupakan sumber utama energi dan panas tubuh.
Karbohidrat tersusun atas untaian (polimer) molekul glukosa. Karbohidrat
merupakan sumber utama energi dan panas tubuh. Karbohidrat sebagian besar dalam bentuk
glukosa (sekitar 80%), lainnya dalam bentuk
fruktosa dan galaktosa. Fruktosa dan galaktosa setelah diserap akan segera diubah menjadi glukosa, hanya sedikit
yang tetap dalam bentuk fruktosa dan galaktosa.
Glukosa dalam darah masuk lewat vena
porta hepatica kemudian masuk ke sel hati. Selanjutnya glukosa diubah menjadi
glikogen (glikogenesis). Sebaliknya, jika tubuh kekurangan glukosa, maka glikogen akan
segera diubah lagi menjadi glukosa (glikogenolisis). Hal ini dapat terjadi di
hati karena hati memiliki kedua enzim yang berperan dalam katabolisme maupun
anabolisme karbohidrat. Glukagon berperan merangsang proses glikogenolisis dan
gluconeogenesis.Insulin berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen. Makanan
yang banyak mengandung KH akan
merangsang sekresi insulin dan mencegah sekresi glukagon. Insulin berfungsi mempermudah
dan mempercepat masuknya glukosa ke dalam sel dengan meningkatkan afinitas
molekul karier glukosa. Glukosa setelah berada di dalam sel, oleh insulin akan
disimpan atau disintesis menjadi glikogen baik di hati, otot, atau jaringan
lain.
Kadar glukosa darah disamping memacu
pembebasan insulin oleh pankreas juga mempengaruhi glukostat yang terdapat pada
basal hipotalamus yang merupakan pusat kenyang (satiety center). Pusat ini
menghambat hipotalamus lateral yang merupakan pusat makan (feeding center).
Pada kondisi kadar glukosa darah rendah,
pusat kenyang tidak lagi menghambat pusat makan sehingga memacu pusat tersebut
dan timbul keinginan untuk makan (nafsu makan), pengambilan makanan, glukosa
meningkat, kembali normal.
2.3.1
Metabolisme
Lemak
Unsur lemak dalam makanan (dietary
lipids) yang memiliki peranan penting dalam proses fisiologis adalah:
trigliserida (TG), posfolipid (PL), dan kolesterol (Kol).
·
Trigliserida terusun atas asam lemak (free fatty acids, FFA)
dan gliserol.
·
Kolesterol kebanyakan berasal dari kolesterol hewan,
sedangkan kolesterol dari tumbuhan sukar diserap usus. Kolesterol dalam makanan
(hewani) terutama berasal dari otak, kuning telur, hati, dan lemak hewan
lainnya. Kolesterol makanan dalam wujud sebagai kolesterol ester.
Asam
lemak setelah diserap oleh sel mukosa usus halus dengan cara difusi, kemudian
di dalam sel mukosa asam lemak dan gliserol mengalami resintesis (bergabung
lagi) menjadi trigliserida. Kolesterol juga mengalami reesterifikasi menjadi
ester kolesterol. Trigliserida dan ester kolesterol bersatu diselubungi oleh
protein menjadi kilomikron (chylomicron). Protein penyusun selubung kilomikron
disebut apoprotein. Selubung protein berfungsi mencegah antarmolekul lemak
bersatu dan membentuk bulatan besar yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
Kilomikron keluar dari sel mukosa usus secara eksositosis (kebalikan dari
pinositosis) kemudian diangkut lewat sistem limfatik (ductus thoracicus
→cysterna chili) dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah (vena
subclavia). Kadar kilomikron dalam plasma darah meningkat 2 - 4 jam setelah
makan. Kilomikron di dalam pembuluh darah dihidrolisis oleh enzim lipase
endotel menjadi menjadi asam lemak (FFA) dan gliserol. FFA dibebaskan dari
kilomikron dan selanjutnya disimpan dalam jaringan lemak (adipose tissue) atau
jaringan perifer. Kilomikron yang telah kehilangan asam lemak dengan demikian
banyak mengandung kolesterol dan tetap berada di dalam sirkulasi disebut
chylomicron remnant(sisa kilomikron) dan akhirnya menuju ke hati yang
selanjutnya didegradasi di dalam lisosom. Sedangkan gliserol langsung
diabsorpsi ke pembuluh darah porta hepatica
2.3.2
Metabolisme Protein
Protein tersusun atas sejumlah asam amino yang membentuk
suatu untaian (polimer) dengan ikatan
peptida. Selain itu, protein juga memiliki gugus amina (NH2) dan gugus
karboksil (-COOH). Berdasarkan banyaknya asam amino dapat dibedakan menjadi:
1.
Peptida jika terdiri atas untaian pendek asam amino (2 - 10 asam amino).
2.
Polipeptida jika terdiri atas 10 - 100 asam amino.
3.
Protein jika terdiri atas untaian panjang lebih dari 100 asam amino.
Beberapa
jenis protein antara lain:
1.
Glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat.
2.
Lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid.
2.2.4 Keterkaitan Metabolisme
Karbohidrat, Lemak, dan Protein
Proses metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak dalam sel tubuh manusia,
satu sama lain saling terkait. Ketiga proses metabolsime tersebut akan
melewati senyawa asetil CO-A, sebagai senyawa antara untuk memasuki siklus
Krebs. Begitu pula apabila terjadi kelebihan sintesis glukosa, maka dalam tubuh
akan diubah menjadi senyawa lemak sebagai cadangan energi.
2.4 Definisi
Asam Nukleat
Pada tahun 1869 Friedrick Miescher,
seorang muda bangsa Swis yang belajar pada Hoppe-Seyler yang terkemuka di
Jerman, mengisolasi inti dari sel dara putih dan menemukan bahwa inti
mengandung suatu zat kaya fosfat yang sampai sekarang ini tidak diketahui yang
dinamakannya nuklein. Ketika nuklein ditetapkan bersifat asam, namanya diganti
menjadi asam nukleat. Riset mengenai biomolekul ini pada dekade pertama dari
abad ini menemukan bahwa asam nukleat, seperti protein, merupakan polimer. Unit
monomeric dari suatu asam nukleat disebut nukleotida, jadi asam nukleat juga
disebut sebagai polinukleotida.
Suatu nukleotida dapat dihidrolisis
menjadi suatu basa nitrogenosa, suatu gula lima karbon, dan asam fostorik.
Disamping itu, terdapat dua jenis asam nukleat: asam ribonukleat (RNA) dan asam
deoksiribonukleat (DNA). Secara kimiawi, RNA berbeda dengan DNA dimana RNA
memiliki ribose sebagai penitosanya dan DNA memilki 2-deoksiribosa. RNA juga
memiliki basa nilrogenosa urasil, sementara DNA memiliki timin, suatu derivate
urasil yang dimetilasi. Penelitian berlanjut mengenai asam nukleat menemukan
bahkan unit nukleotida ini terkait satu sama lain melalui ikatan fosfodiester
membentuk struktur makromolekular, yang dalam kasus DNA, dapat mempunyai berat
molekul milyaran. Kedua jenis asam nukleat ditemukan pada semua tumbuh-tumbuhan
dan hewan. Virus juga mengandung asam nukleat namun, tidak seperti
tumbuh-tumbuhan atau hewan, suatu virus memiliki RNA ataupun DNA, tetapi tidak
keduanya.
Walaupun kimiawi dari asam nukleat
diteliti secara serius setelah penemuannya, 75 tahun berlalu sebelum makna
biologi dari makro- molekul ini disadari. Sran yang diajukan oleh Avery dan
rekan pada tahun 1994, bahwa DNA adalah bahan genetika, merupakan peranan
biologi spesifik pertama yang diajukan untuk asam nukleat.
2.4.1
Tingkatan Struktur Asam Nukleat
Asam nukleat dapat dilihat dengan cara yang sama seperti
identifikasi struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener protein.
Struktur primer asam nukleat adalah urutan basa di urutan polinukleotida, dan struktur sekunder adalah
konformasi tiga dimensi rantai induk. Struktur
tersier adalah spesifikasisupercoiling
dari molekul.
Ada
dua jenis utama asam nukleat, DNA (asam deoksiribonukleat) dan RNA (asam ribonukleat). Perbedaan
penting antara DNA dan RNA muncul dalam struktur sekunder dan tersier, dan
sebagainya kita akan menggambarkan fitur struktural terpisah untuk DNA dan
RNA. Meskipun tidak ada dalam struktur asam nukleat langsung analog dengan
struktur kuartener protein, interaksi asam nukleat dengan makromolekul
kelas lain (misalnya protein) untuk bentuk kompleks mirip dengan interaksi
dari subunit dalam oligomer protein. Satu contoh terkenal adalah asosiasi
dari RNA dan protein dalamribosom (mesin polipeptida yang menghasilkan sel);
lainnya adalah self-assembly (perakitan-diri) dari virus mosaik tembakau, di mana angin untai asam
nukleat melalui mantel silinder subunit protein.
Ringkasan
■ Dua jenis utama dari asam nukleat DNA dan RNA.
■ Dua jenis utama dari asam nukleat DNA dan RNA.
■ Struktur primer asam
nukleat adalah urutan basa. Sekunder struktur adalah konformasi tiga
dimensi dari rantai induk. Struktur tersier adalah supercoiling molekul.
2.3.1 Struktur kovalen dari polynucleotides
2.3.1 Struktur kovalen dari polynucleotides
Polimer
selalu dapat dipecah menjadi unit yang lebih kecil dan lebih kecil sampai yang
tersisa dengan unit terkecil dari polimer, yang disebut monomer. Monomer asam nukleat adalah nukleotida. Sebuah nukleotida
individu terdiridari tiga bagian-basa nitrogen, gula, dan asam fosfat
residu-semua dari ikatan kovalen bersama. Urutan basa dalam asam nukleat DNA
mengandung informasi yang diperlukan untuk menghasilkan urutan asam amino pada
protein sel yang benar.
Basa asam nukleat (juga disebut nukleobasa) terdiri dari
dua jenis pirimidin dan
purin (Gambar. 1). Dalam hal ini, dasar kata tidak merujuk pada suatu senyawa
basa, seperti NaOH, melainkan mengacu pada satu –dua cincin ataunitrogen
aromatik majemuk. Tiga basa pirimidin (senyawa cincin tunggal aromatik)-sitosin, timin, dan urasil. Sitosin
ditemukan baik dalam RNA dan dalam DNA. Urasil terjadi hanya pada RNA.
Pada DNA, timin adalahmenggantikan urasil; timin juga ditemukan pada sebagian kecil dalam beberapa bentuk RNA.
Dasar
purin umum (senyawa cincin ganda aromatik) adalah adenin dan guanin, yang keduanya ditemukan
dalam RNA dan dalam DNA (Gambar. 1). Selain lima basa sering
terjadi, ada basa yang “tidak biasa”, dengan struktur yang sedikit
berbeda,yang ditemukan terutama, tetapi tidak eksklusif, di RNA transfer (Gambar. 2).
Dalam baynak
kasus, basa adalah dimodifikasi oleh metilasi.
Gambar. 1. Struktur umum nukleobasa. Struktur dan pirimidin purin ditampilkan untuk
perbandingan.
Gambar. 2 Struktur dari beberapa nukleobasa
kurang umum. Ketika hipoksantin terikat pada gula, senyawa yang sesuai adalah disebut inosin.
Nukleosida adalah senyawa
yang terdiri dari basa dan gula kovalen dihubungkan bersama. Ini berbeda dari
nukleotida oleh kurang gugus fosfat di strukturnya. Dalam sebuah nukleosida,
basa membentuk hubungan glikosidik dengan gula. Ketika gula adalah
β-D-deoksiriboa, senyawa yang dihasilkan adalah sebuah deoxyribonucleoside
(Gambar.3). Keterkaitan glikosidik adalah dari karbon C-1 ‘dari gula dengan
nitrogen N-1 dari pirimidin atau ke nitrogen N-9 purin. Cincin atom asa dan
atom karbon dari gula nomor keduanya, dengan jumlah atom gula prima untuk
menegah kebingungan. Perhatikan bahwa gula terhubung dengan nitrogen dalam
kedua kasus (ikatan N-glikosidik)
Gambar. 3 Perbandingan struktur dari ribonucleoside dan deoxyribonucleoside. (nukleosida tidak memiliki gugus fosfat dalam strukturnya.)
Ketika asam fosfat mengalami esterifikasi ke salah satu gugus hidroksil dari gula
sebagian nukleosida, sebuah nukleotida terbentuk (Gambar. 4). Sebuah nukleotida adalah nama untuk nukleosida induk, dengan ditambahkan
akhiran-monofosfat; posisi
ester fosfat ditentukan dengan jumlah atom karbon pada gugus hidroksil yang sangat
esterifikasi-misalnya, adenosin 3’-monofosfat atau deoxycytidine 5’-monophosphate.
Gambar. 4. Struktur dan nama nukleotida yang sering terjadi. Setiap nukleotida memiliki gugus fosfat dalam strukturnya. Semua struktur ditampilkan dalam bentuk yang ada pada pH 7.
5 Nukleotida
‘yang paling sering ditemui di alam. Jika penambahan gugus fosfat membentuk hubungan anhidrida
dengan fosfat pertama, yang sesuai nukleosida terbentuk difosfat dan
trifosfat. Senyawa ini juga nukleotida. Polimerisasi nukleotida menimbulkan asam nukleat.
Keterkaitan
antara monomer asam nukleat melibatkan pembentukan dua ikatan ester fosfat
oleh asam. Gugus hidroksil yang asam fosfat teresterifikasi adalah
merekaterikat pada 3 ‘dan 5’ karbon residu yang berdekatan. Yang dihasilkan
diulang ikatan adalah
ikatan 3, ‘5 ‘-fosfodiester. Nukleotida residu asam nukleat
diberi nomor 5’ dari ujung, yang biasanya membawa gugus fosfat, untuk ujung 3’, yang biasanya memiliki gugus hidroksil bebas. Gambar. 5 menunjukkan struktur dari sebuah fragmen dari sebuah rantai RNA.
diberi nomor 5’ dari ujung, yang biasanya membawa gugus fosfat, untuk ujung 3’, yang biasanya memiliki gugus hidroksil bebas. Gambar. 5 menunjukkan struktur dari sebuah fragmen dari sebuah rantai RNA.
Pada gula- rantai induk fosfat berulang di sepanjang
rantai. Fitur yang paling penting dari struktur asam nukleat adalah
identitas dasar.Bentuk ringkas struktur dapat ditulis untuk menyampaikan
informasi penting ini. Dalam salah satu sistem notasi, huruf tunggal,
seperti A, G, C, U, dan T, mewakili individu basa. Garis vertikal
menunjukkan posisi dari gugus gula yang individu basa yang melekat, dan garis diagonal melalui huruf P
merupakan sebuah ikatan fosfodiester (Gambar. 5).
Namun,
sistem yang lebih umum dari notasi hanya menggunakan huruf tunggal untuk
menunjukkan urutan basa. Bila diperlukan untuk
menunjukkan posisi pada gula dimana gugus fosfat yang terikat, huruf p ditulis di sebelah kiri kode huruf tunggal untuk basa mewakili 5’ nukleotida dan ke kanan yang mewakili 3’ nukleotida. Sebagai contoh, pA menandakan 5’-adenosin monofosfat (5’-AMP), dan Ap menandakan 3’-AMP. Urutan oligonukleotida yang dapat direpresentasikan sebagai pGpApCpApU atau, bahkan lebih sederhana, sebagai GACAU, dengan dipahami fosfat.
menunjukkan posisi pada gula dimana gugus fosfat yang terikat, huruf p ditulis di sebelah kiri kode huruf tunggal untuk basa mewakili 5’ nukleotida dan ke kanan yang mewakili 3’ nukleotida. Sebagai contoh, pA menandakan 5’-adenosin monofosfat (5’-AMP), dan Ap menandakan 3’-AMP. Urutan oligonukleotida yang dapat direpresentasikan sebagai pGpApCpApU atau, bahkan lebih sederhana, sebagai GACAU, dengan dipahami fosfat.
Gambar. 5 Sebuah fragmen rantai RNA.
Bagian
dari rantai DNA berbeda dari rantai RNA baru saja dijelaskan hanya pada
kenyataan bahwa gula adalah 2’-deoksiribosa bukan ribosa (Gambar. 6). Di disingkat
notasi, deoxyribonucleotide ini ditentukan dengan cara
biasa.Kadang-kadang huruf d ditambahkan untuk menunjukkan residu deoxyribonucleotide; misalnya,
dG digantikan dengan G, dan analog deoksi dari ribooligonucleotide yang pada
paragraf sebelumnya akan d (GACAT). Namun, mengingat bahwa urutan harus
mengacu pada DNA karena adanya timin, yang urutan GACAT tidak ambigu dan
juga akan menjadi singkatan yang cocok.
Gambar. 6. Bagian dari rantai DNA.
Ringkasan
a)
Dua
jenis yang mengandung nitrogen nukleobasa, pirimidin dan purin, bergabung
ke gula untuk membentuk nukleosida.
b)
gula
di DNA adalah deoksiribosa dan ribosa di RNA.
c)
Penambahan
gugus fosfat dengan nukleotida menimbulkan nukleotida, yang merupakan
monomer asam nukleat.
d)
Ketika
nukleotida yang bergabung melalui ikatan fosfodiester, mereka
membentuk rantai induk gula fosfat, sehingga menimbulkan DNA dan RNA.
e)
Urutan
basa adalah fitur yang sangat penting dari struktur utama asam nukleat,
karena urutan adalah informasi genetik yang akhirnya mengarah ke urutan
RNA dan protein.
2.4 Fungsi Asam Nukleat - Menyimpan dan mentransfer informasi genetik.
- Menggunakan informasi genetik untuk mengarahkan sintesis protein baru.
- Informasi genetik yang ditransmisikan dari DNA untuk pembentukan protein dalam sel.
- RNA juga mengarahkan produksi protein baru dengan mengirimkan informasi genetik pada struktur protein.
- Asam deoksiribonukleat adalah tempat penyimpanan untuk informasi genetik dalam sel.
- DNA mengontrol sintesis RNA di dalam sel.
- Fungsi dari urutan basa nitrogen dalam tulang punggung DNA menentukan protein yang disintesis.
- Fungsi dari heliks ganda DNA adalah bahwa tidak ada gangguan terjadi pada informasi genetik jika hilang atau rusak.
- RNA mengarahkan sintesis protein.
- m-RNA mengambil pesan genetik dari RNA.
- transfer t-RNA mengaktifkan asam amino, ke tempat sintesis protein.
- r-RNA sebagian besar hadir dalam ribosom, dan bertanggung jawab atas stabilitas m-RNA.
2.5 Peran Enzim Dalam Replikasi RNA dan DNA
Replikasi DNA merupakan proses enzimatis.
Enzim-enzim yang berperan (fungsi, sifat, dan cara kerja) pada replikasi DNA
antara lain enzim DNA polimerase, DNA ligase, DNA gyrase, dan Helicase.
Ada 3 macam enzim polimerase DNA yaitu polimerase DNA I, II, dan III.
1. Enzim
polimerase DNA I
- DNA polimerase I
berperan menghilangkan RNA primer yang melekat pada lagging strand DNA dan
mengganti dgn DNA
- Merupakan rantai
tunggal polipeptida dengan BM 109 kdal
- Mengkatalisir
penempelan unit deoxyribonucleotida baru ke rantai DNA pemula (primer
strand)
- Kecepatan
mengkatalisir 10 nukleotida diambahkan tiap detik setiap 1 mol polimerase DNA I
- Mempunyai
aktivitas 3’-5’ exonuclease yaitu mengecek hasil polimerisasi sebelum
dilanjutkan
- Mempunyai aktivitas 5’-3’ exonuclease
2.5.1
Perbedaan 3’-5’ exonuclease dan 5’-3’ exonucelase
·
3’-5’ exonuclease
- Proof reading action
- Berfungsi
menghidrolisa DNA jika terjadi kesalahan
(memotong
nukleotida yang bukan pasangan nukleotidanya) dari ujung 3’-OH
- Nukleotida yang
diambil harus mempunyai gugus 3’-OH bebas dan bukan bagian double helix
·
5’-3’
exonuclease
- Membetulkan
kesalahan dengan menghidrolisa DNA dari ujung rantai 5’- fosfat
- Pemotongan
ikatan terjadi pada ikatan fosfodiester ujung 5’ atau beberapa residu dari
ujung 5’
- Pemotongan
ikatan harus sudah di dalam rantai double helix
- Kesalahan yang
dibetulkan baik salah karena basa tidak sesuai dengan pasangannya maupun
kesalahan yang lain, misal terjadinya ”thymine dimer”.
2. Enzim
polimerase DNA II
Fungsi
spesifik enzim polimerase DNA II belum dapat jelas, hanya diketahui enzim ini
berperan juga pada replikasi DNA. Kecepatan mengkatalisis sebanyak 0,5
nukleotida ditambahkan tiap detik, serta mempunyai aktivitas 3’-5’ exonuclease.
3. Enzim
Polimerase DNA III
Merupakan
polimerase yang bertanggungjawab Pada replikasI invivo. Merupakan Holoenzim
kompleks denGan BM 550.000 yang terdiri atas 7 polipeptida yang berbeda, α
membawa aktivitas 5’-3’ exonclease sedangkan lainnya memBawa aktivitas
3’-5’ exonulease. Satu atau lebih polipeptida yang lain mengikat
molekul ATP. Sedangkan sisanya belum diketahui fungsinya. Mungkin dua kompleks
holoenzim dibutuhkan dalam replication fork, kecepatan mengakataliisis
150 nukleotida ditambakan setiap detik. Enzim polimerase DNA III ini mengandung
ion Zn2+ dan mebutuhkan ion Mg2+ untuk bekerjanya.
4. DNA ligase
Enzim polimerase
DNA dapat menambahkan deoksiribonukleotida ke rantai pemula, tetapi tidak dapat
mengkatalisis penggabungan 2 rantai DNA. Pada tahun 1967 ditemukan adanya enzim
yag mengkatalisis pembentukan ikatan fosfodiester antara 2 rantai.
Enzim ini disebut enzim ligase, yang mempunyai
ciri:
a.
Berupa
rantai polipeptida tunggal BM 77000
b.
Memerlukan
gugus OH pada ujung 3’ bebas dan gugus fosfat pada ujung 5’ rantai yang lain,
pembentukan ikatan fosfodiester ini berupa reaksi endergoni (butuh tenaga)
c.
Menyambung
2 mol rantai DNA yang merupakan bagian dari DNA double helix (tidak
dapat menyambung 2 mol rantai tunggal)
Fungsi enzim ligase sebagai berikut:
i.
Memperbaiki
rantai yang putus pada DNA dupleks
ii.
Menyambung
ujng DNA dupleks untuk menghasilkan DNA sirkuler
iii.
Menyambung
sintesa DNA pada proses rekombinasi
iv.
Bekerja
sama dengan polimerase DNA pada replikasi DNA
5. Enzim girase DNA (”DNA Gyrase”)
a.
Termasuk
topoisomerase tipe II
b.
Berfungsi
membuka supercoiled sebelum replikasi berlangsung
c.
Mengubah
bentuk relax menjadi supercoiled dengan membutuhkan ATP
6. Enzim helicase
Enzim yang membuka
putaran segmen DNA tepat di bagian depan garpu replikasi, disebut enzim
helicase. Enzim ini mengikat ATP dan mengikat rantai tunggal DNA. Ada dua macam enzim helicase, satu
mengikat pada templatenya lagging strand dan bergerak dengan arah 5’-3’, yang
satunya lagi mengikat pada rantai template leading strand dan
bergerak dengan arah 3’-5’.
7. Single Strand Binding Protein
(SSBP)
Secepatnya setelah
rantai terbuka beberapa mol protein tertentu mengikatkan diri sangat erat untuk
menjaga jangan sampai rantai berdekatan lagi. Enzim ini disebut Helix-destabilizing
protein (single strand DNA binding protein (SSBP). SSBP pada E.coli
merupakan polipeptida yang terdiri atas 177 asam amino. Rantai yang telah
terikat oleh SSBP menjadi kaku dan lurus, tidak ada lekukan/bengkokan.
8. Enzim primase
DNA beraktivitas
dengan arah 5’-3’ (hanya terdiri atas 10 nukleotida). Kemudian pada ujung 3’
ditambahkan dioksiribonukleosida trifosfat (oleh enzim polimerase DNA III) satu
demi satu sehinga lengkap 1000-2000 nukleotid. Nukleotida pada RNA pemula/RNA
primer dihilangkan/diputus satu demi satu oleh aktivitas 5’-3’ exonuclease.
2.6
Dasar-Dasar Mutasi Genetik Dan Kanker
1. Mutasi titik
Mutasi titik merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau RNA. Mutasi titik relatif sering terjadi namun efeknya dapat dikurangi oleh mekanisme pemulihan gen. Mutasi titik dapat berakibat berubahnya urutan asam amino pada protein, dan dapat mengakibatkan berkurangnya, berubahnya atau hilangnya fungsi enzim. Teknologi saat ini menggunakan mutasi titik sebagai marker (disebut SNP) untuk mengkaji perubahan yang terjadi pada gen dan dikaitkan dengan perubahan fenotipe yang terjadi.
2.
Aberasi
Mutasi kromosom,sering juga disebut
dengan mutasi besar/gross mutation atau aberasi kromosom adalah perubahan
jumlah kromosom dan susunan atau urutan gen dalam kromosom. Mutasi kromosom
sering terjadi karena kesalahan meiosis dan sedikit dalam mitosis.
a)
Aneuploidi adalah perubahan jumlah n-nya. Aneuploidi dibagi menjadi 2, yaitu: Allopoliploidi, yaitu n-nya mengganda sendiri
karena kesalahan meiosis dan Autopoliploidi, yaitu perkawinan atau hibrid
antara spesies yang berbeda jumlah set kromosomnya.
b)
Aneusomi adalah perubahan jumlah kromosom.
Penyebabnya adalah anafase lag (peristiwa tidak melekatnya benang-benang
spindel ke sentromer) dan non disjunction (gagal berpisah).
c)
Delesi adalah hilangnya bagian
kromosom setelah kromosom tersebut pecah.
d)
Inversi adalah pembentukan kromosom berupa
penyusunan ulang kromosom lainnya, dapat terjadi setelah sentromer putus atau
membelah abnormal.
e)
Translokasi adalah transfer segmen pecahan dari
suatu kromosom ke kromosom lain.
2.6.1 Sifat Sel Kanker
Pada
sel kanker terjadi bermacam-macam perubahan, seperti bentuknya yang polimorf,
warnanya lebih gelap, inti sel yang relatif besar, susunan sel yang tidak rata.
Sifat dari sel kanker ini tidak homogen tetapi heterogen meskipun semua sel
berasal dari satu sel yang sama. Heterogenitas ini terjadi karena sel-sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel yang belum
dewasa terus mengalami mitosis. Akibatnya makin lama makin banyak keturunan sel
yang makin jauh menyimpang dari sel asalnya, yang menimbulkan berbagai macam
bentuk dan dapat mengganggu fungsi organ yang ditumbuhinya. Sel-sel tumor itu mampu
mendesak sel-sel normal sekitarnya. Sel-sel kanker juga dapat bergerak sendiri
seperti amoeba dan lepas dari sel induknya, hal ini dapat menimbulkan
infiltrasi ke jaringan atau organ di sekitarnya. Sel-sel kanker akan tumbuh di
jaringan sekitarnya, menimbulkan perlekatan-perlekatan, satellite nodule, dan
lainnya.
2.6.2
Pertumbuhan Kanker
Sel
kanker timbul dari sel normal yang mengalami transformasi menjadi sel ganas
karena adanya mutasi atau induksi karsinogen. Dari mulainya kontak dengan
karsinogen sampai terjadinya sel kanker memerlukan waktu induksi yang cukup
lama. Diperkirakan waktu induksi dapat sampai 15-30 tahun.
Pertumbuhan
kanker dibedakan menjadi 2 fase yaitu :
1. Kanker in situ atau kanker non
invasif
Pada
fase ini mulai timbul sel kanker yang pertumbuhannya masih terbatas pada
jaringan tempat asalnya tumbuh, yaitu epitel, dalam duktus, atau dalam lobulus
dan belum menembus membran basal.
2. Kanker invasif atau kanker
infiltratif
Pada
fase ini sel kanker telah menembus membran basal, masuk ke jaringan atau organ
sekitarnya yang berdekatan. Pada fase invasif ini dibedakan lagi 2 fase, yaitu
:
a. Fase pertumbuhan lokal; sel-sel
kanker masih terbatas letaknya pada organ atau bagian tempat asal kanker.
b. Fase penyebaran kanker; pada fase
ini sel kanker menyebar ke organ lain, yaitu kelenjar limfe regional dan atau
ke organ-organ jauh.
Faktor
yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan kanker ada 2 faktor yaitu:
1. Faktor penderita
a.
umur;
kanker yang tumbuh pada anak-anak umumnya akan tumbuh dengan cepat
b.
jenis kelamin; beberapa jenis pertumbuhan kanker dipengaruhi
oleh hormone
c.
penyakit
2.
Faktor tumor
a)
jenis
tumor; tergantung dari tempat tumor itu pertama kali tumbuh
b)
asal
tumor; masing-masing jaringan tempat kanker itu berasal memiliki kecepatan
tumbuh yang berbeda
c)
sifat
tumor
d)
derajat
keganasan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Metabolisme
berperan mengubah zat-zat makanan seperti: glukosa, asam amino, dan asam lemak
menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk proses kehidupan seperti: sumber energi (ATP).
Energi antara lain berguna untuk aktivitas
otot, sekresi kelenjar, memelihara membran potensial sel saraf dan sel
otot, sintesis substansi sel. Zat-zat
lain yang berasal dari protein berguna untuk
pertumbuhan dan reparasi jaringan tubuh..
·
Ada
dua jenis utama asam nukleat, DNA (asam deoksiribonukleat) dan RNA (asam
ribonukleat). Perbedaan penting antara DNA dan RNA muncul dalam struktur
sekunder dan tersier, dan sebagainya kita akan menggambarkan fitur
struktural terpisah untuk DNA dan RNA. Meskipun tidak ada dalam struktur
asam nukleat langsung analog dengan struktur kuartener protein, interaksi asam
nukleat dengan makromolekul kelas lain (misalnya protein) untuk bentuk kompleks
mirip dengan interaksi dari subunit dalam oligomer protein.
·
Pada
sel kanker terjadi bermacam-macam perubahan, seperti bentuknya yang polimorf,
warnanya lebih gelap, inti sel yang relatif besar, susunan sel yang tidak rata.
Sifat dari sel kanker ini tidak homogen tetapi heterogen meskipun semua sel
berasal dari satu sel yang sama. Heterogenitas ini terjadi karena sel-sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel yang belum
dewasa terus mengalami mitosis.
3.2 Saran
Kami mengharapkan
agar pembaca dapat membaca makalah ini sehingga dapat menambah wawasan serta
lebih memahami materi tentang proses metabolisme, struktur dan fungsi asam
nukleat, serta dasar mutasi genetik dan kanker.
DAFTAR
PUSTAKA
Irwan Ary Dharmawan ,2009. Metabolisme Tubuh pdf. Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. diakses pada tanggal 21 Agustus 2017
Baret, J.M., Peter Abramoff, Kumaran, A.K., and Millington,
W.F. 1986. Biology.
New Jersey, Prentice Hall. diakses
pada tanggal 21 Agustus 2017
Anonim, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Bb6-Metabolisme.pdf. diakses pada tanggal 21 Agustus 2017
Anonim,
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/biokimia/bab%2012.pdf, diakses pada tanggal 21 Agustus 2017
Aung
Sumbono, 2012. BIOKIMIA PANGAN.
Sorong, STKIP Muhammadiyah. diakses
tanggal 21 Agustus 2017
Stansfield, dkk (2003), Biologi Molekuler dan Sel. Jakarta :
Erlangga. Diakses pada tanggal 21
Agustus 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar